Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kamu Lebih Mungkin Bercerai jika Punya Teman yang Cerai

Kompas.com, 22 Juni 2024, 14:14 WIB
Wisnubrata

Editor

Sumber BestLife

KOMPAS.com - Meskipun ada beragam alasan di balik perceraian, ada beberapa hal yang dapat meningkatkan peluang seseorang untuk berpisah dari pasangannya. 

Penelitian mencatat bahwa beberapa faktor dapat berperan dalam mengakhiri pernikahan seseorang, termasuk tempat tinggal, usia, dan apakah kamu tinggal bersama pasangan sebelum menikah. 

Namun, data juga menunjukkan bahwa faktor di luar pernikahan bisa berdampak pada masa depanmu bersama pasangan. Lalu, apa yang dapat meningkatkan peluang untuk bercerai hingga 75 persen?

Baca juga: Siapa yang Sering Minta Cerai, Pria atau Wanita?

Kamu 75 persen lebih mungkin bercerai jika punya teman yang bercerai

Sebuah studi tahun 2013 yang diterbitkan di Social Science Research Network menganalisis dampak jaringan sosial terhadap perceraian. Para peneliti mengamati data selama tiga dekade tentang pernikahan, perceraian, dan pernikahan kembali dari lebih dari 5.000 penduduk Framingham, Massachusetts. 

Menurut penelitian, partisipan memiliki kemungkinan 75 persen lebih besar untuk bercerai jika mereka memiliki teman yang bercerai.

“Kami berpendapat bahwa memperhatikan kesehatan pernikahan teman dapat mendukung dan meningkatkan ketahanan hubungan seseorang,” ujar Rose McDermott, profesor ilmu politik dari Brown University yang memimpin tim peneliti. 

“Meskipun bukti yang kami sajikan di sini terbatas pada satu jaringan, hal ini menunjukkan bahwa pernikahan bertahan dalam komunitas dengan hubungan yang sehat dan dalam konteks jaringan sosial yang mendorong dan mendukung pernikahan tersebut.”

Dampak sosial dari perceraian lebih luas 

Memiliki teman yang bercerai dapat secara signifikan meningkatkan peluang seseorang untuk berpisah, tetapi dampak dari persahabatan itu bahkan lebih luas. 

Para peneliti menemukan bahwa dampak hubungan sosial terhadap perceraian berlanjut hingga dua derajat perpisahan. Menurut penelitian, partisipan memiliki kemungkinan 33 persen lebih besar untuk mengakhiri pernikahan mereka jika teman dari temannya bercerai.

“Mendekati epidemiologi perceraian dari perspektif epidemi mungkin tepat dilakukan dengan lebih dari satu cara,” ungkap studi tersebut. “Penularan perceraian bisa menyebar melalui jejaring sosial seperti rumor, berdampak pada teman hingga dua derajat jauhnya.”

Baca juga: 20 Alasan yang Membuat Orang Bercerai

Memiliki teman yang bercerai juga dapat membantu pernikahan

Para peneliti di balik studi tahun 2013 mengatakan bahwa membantu menjaga hubungan teman-teman tetap sehat akan membantu menjaga hubunganmu tetap utuh, namun beberapa ahli menyatakan bahwa beberapa hal baik juga bisa didapat dari memiliki teman yang sedang dalam perceraian. 

Kevin Darne, pendidik hubungan dan penulis My Cat Won't Bark! (A Relationship Epiphany), mengatakan kepada Chicago Tribune bahwa mengamati seorang teman yang mengalami perceraian dapat memberi kita kesempatan untuk memulai lebih banyak komunikasi dalam pernikahan sendiri.

"Hal-hal yang mungkin sulit untuk dibicarakan di masa lalu kini dapat didiskusikan karena kamu dapat mengawalinya dengan menyatakan bagaimana kamu ingin menghindari apa yang dialami teman," kata Dane kepada surat kabar tersebut. 

"Ini juga merupakan kesempatan nyata untuk mensukuri hubunganmu, dan berupaya lebih keras untuk menjaga keajaiban tetap hidup dalam pernikahan."

Baca juga: 9 Cara untuk Bangkit dan Berdamai dengan Diri Sendiri Setelah Bercerai

Memiliki lebih banyak teman dapat menurunkan peluang bercerai

Menurut penelitian tahun 2013, jumlah teman yang kamu miliki secara keseluruhan dapat bermanfaat bagi pernikahan.

Para peneliti menemukan bahwa orang-orang yang lebih populer—yang didefinisikan sebagai partisipan yang memiliki lebih banyak teman di jejaring sosial mereka—lebih kecil kemungkinannya untuk bercerai dibandingkan mereka yang memiliki lebih sedikit teman.

“Orang-orang dengan keterampilan sosial yang lebih baik dapat memilih pernikahan yang lebih baik dan juga memiliki akses ke jaringan persahabatan yang lebih mendukung. Jaringan persahabatan yang mendukung tersebut juga dapat memudahkan individu untuk mengatasi tekanan perkawinan yang tidak dapat dihindari tanpa harus melakukan perceraian," kata studi tersebut.

Dan akibatnya, mereka yang bercerai juga cenderung menjadi kurang populer, menurut penelitian.

“Hal ini mungkin terjadi karena mereka cenderung kehilangan anggota jaringan sosial pasangannya sebagai teman. Selain itu, orang-orang yang baru melajang mungkin dianggap sebagai ancaman sosial oleh teman-teman yang sudah menikah dan khawatir akan memengaruhi perkawinan mereka,” para peneliti menjelaskan.

Baca juga: Hindari Komentar Ini pada Teman yang Bercerai

 
 
 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by KOMPAS Lifestyle (@kompas.lifestyle)

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau