Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Cuma Mental, Mom-Shaming Pengaruhi Fisik dan Kehidupan Sosial Ibu

Kompas.com - 02/07/2024, 21:00 WIB
Nabilla Ramadhian,
Nabilla Tashandra

Tim Redaksi

Namun, ini hanya terjadi ketika korban tidak mendapat dukungan, baik dari lingkungan keluarga, konselor, atau psikolog.

"Bila seorang ibu yang mengalami mom-shaming tidak mendapat dukungan, maka tiga kali lebih besar peluang untuk melakukan mom-shaming ke sesama ibu,” papar dia.

Baca juga:

Selain itu, mereka juga berpotensi untuk mengisolasi diri sendiri. Ketika ibu menarik diri dan enggan melibatkan diri dengan interaksi sosial, hal tersebut menurutnya sudah dinilai memprihatinkan.

"Kalau sudah begini, berarti sudah salah karena potensi anak untuk bergaul dan berinteraksi secara sosial (terdampak). Jadi, jahat banget mom-shaming itu dan kita tidak sadar,” pungkas Ray.

Sebagai informasi, penelitian dari HCC mengungkapkan, 72 persen atau tujuh dari sepuluh ibu di Indonesia mengalami mom-shaming.

Dampaknya signifikan terhadap kesehatan mental dan emosional mereka.

Pasalnya, para pelaku atau aktor mom-shaming berasal dari lingkungan inti mereka, yaitu keluarga, kerabat, dan lingkungan tempat tinggal.

 
 
 
Sieh dir diesen Beitrag auf Instagram an
 
 
 

Ein Beitrag geteilt von KOMPAS Lifestyle (@kompas.lifestyle)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com