JAKARTA, KOMPAS.com – Ada komunitas untuk orang-orang yang kena layoff atau pemutusan hubungan kerja (PHK), yaitu Move On Game On atau MOGO.
Pendiri MOGO, Lingga Wastu mengatakan, terciptanya MOGO bermula dari pengalamannya yang sudah dua kali terdampak PHK. Kali keduanya terjadi pada Agustus 2024.
Kala itu, ia membaca berita tentang 46.000 pekerja kena PHK hingga Agustus tahun ini. Berita inilah yang membuatnya tergugah untuk membuat komunitas untuk orang-orang yang terdampak PHK.
“Aku coba bikin inisiatif, polling di LinkedIn, ‘kalau gue bikin komunitas atau grup, ada yang mau join enggak?’. Ternyata cukup ramai,” tutur dia kepada Kompas.com, Jumat (15/11/2024).
Baca juga: Isu PHK Marak, 6 Cara Kelola Emosi agar Tak Terjebak Layoff Anxiety
Saat itu, ada sekitar 80-100 orang yang berminat untuk mengikuti komunitas yang ada di grup WhatsApp tersebut. Lingga pun berniat membuat acara untuk saling mengenal secara langsung.
Beruntung, ada seseorang yang berkenan menyediakan tempat kumpul-kumpul. Lingga kemudian segera membuat media sosial, logo, dan poster untuk acara itu. Namun, saat itu hanya sekitar 60 orang yang bisa datang.
Memang tidak ada kegiatan khusus yang dilakukan dalam acara tersebut. Sebagian besar waktu digunakan untuk saling berbagi tentang pengalaman mereka terkena PHK.
“Ngebahas beberapa hal, salah satunya aku menceritakan latar belakang kenapa bikin komunitas. Sebenarnya cuma iseng saja kan, untuk ngumpul dan ngobrol,” ungkap Lingga.
Baca juga: Rekan Kerja Kena PHK, Ini 3 Cara Menyampaikan Empati Melalui Kata-kata
Kendati demikian, dalam obrolan yang sudah terjadi baik di grup maupun acara kumpul-kumpul perdana, pembahasan tidak semuanya bersifat negatif dan penuh kesedihan.
Kalau pun ada negatifnya, obrolan hanya seputar keluh kesah dari beberapa orang yang sudah beberapa kali kena PHK. Komunitas MOGO pun tercipta pada bulan September.
“Malah, kami saling sharing dan support satu sama lain. Sampai sekarang, kami sudah tembus anggota 600 orang di dalam grup,” tutur Lingga.
Tujuan utama dari terciptanya MOGO adalah sebagai wadah untuk saling berbagi tentang PHK. Lingga menegaskan, komunitasnya tidak mengarah ke serikat kerja maupun untuk protes ke perusahaan yang memecat para anggota.
Lingga menekankan, bahwa setiap anggota MOGO bisa bercerita dengan bebas. Sebab, tidak semua orang bisa bercerita ke anggota keluarga, bahkan orangtua, dan teman dekat terkait kondisi mereka.
Baca juga: 7 Tips Mengatur Uang Pesangon Pasca Kena PHK
“Ketika mereka bercerita, kami memberi support. Walaupun kami semua lagi susah, tapi tetap mau saling bantu, Ini sebagai safe space untuk mereka bercerita,” ujar dia.
Tidak hanya itu, melalui MOGO, Lingga mencoba menjadi jembatan bagi para anggota untuk menyalurkan keahlian mereka, seperti mengajak membuat bootcamp berbayar yang bisa diikuti oleh masyarakat umum.