Kondisi ini semakin parah apabila pasangan tidak mampu membelamu atau menengahi hal tersebut.
“Rasanya seperti hidup di bawah mikroskop, karena apapun yang kamu lakukan selalu saja salah,” tutur Goldman.
Baca juga: Pertama Kali Bertemu Calon Mertua, Ketahui 3 Topik Obrolan yang Aman
Mengakui kesalahan bukanlah hal yang mudah bagi mertua yang toxic. Mereka cenderung menyalahkan orang lain atau menyangkal telah menyakiti menantunya.
“Mereka menolak bertanggung jawab dan tidak pernah mengucapkan kata maaf,” ungkap psikolog klinis berlisensi Dr. Holly Schiff, Psy.D.
Beberapa mertua merasa ingin selalu diutamakan, hanya karena memikirkan dirinya sendiri.
Mereka ingin semua hal berjalan sesuai kehendak mereka, tanpa mempertimbangkan perasaan dan pendapat orang lain.
“Mereka mengambil keputusan untuk liburan keluarga tanpa bertanya kepada siapa pun, seakan hanya pendapat mereka yang penting,” ujar Vaughan.
Mertua bisa mencoba memengaruhi anaknya untuk berpihak pada mereka dan menentang pasangannya.
Perilaku tersebut salah satu tanda red flag mertua yang harus dihindari. Sebab, hal ini bisa menyebabkan pertengkaran hebat dalam rumah tangga.
“Mereka mungkin kesulitan menerima keberadaan pasangan anak mereka dan mencoba mempertahankan relasi lama melalui manipulasi,” tandas Goldman.
Baca juga: 10 Red Flag Keuangan yang Bisa Merusak Pernikahan, Jangan Abaikan
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang