Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Meditasi 4-7-8 untuk Remaja, Cukup 5 Menit Bikin Pikiran Segar

Kompas.com, 14 Agustus 2025, 20:35 WIB
Rafa Aulia Febriani ,
Ni Nyoman Wira Widyanti

Tim Redaksi

Konsultasi Tanya Pakar Parenting

Uraikan lika-liku Anda mengasuh anak jadi lebih simpel

Kenali soal gaya asuh lebih apik lewat konsultasi Kompas.com

JAKARTA, KOMPAS.com - Di tengah kesibukan sekolah, pergaulan, dan tekanan media sosial, remaja kerap sulit menemukan waktu untuk beristirahat sejenak. Padahal, jeda singkat bisa menjadi kunci untuk menjaga kesehatan mental mereka.

Psikolog klinis anak, Renny Magdalena, M.Psi, menyarankan remaja untuk mencoba latihan meditasi sederhana yang hanya memakan waktu lima menit di rumah.

Baca juga:

“Kalau lima menit pakai musik-musik yang relaxing, yang menenangkan dari YouTube, itu sebetulnya bisa. Lima menit kita duduk, tarik napas, dan ada bentuk tarik napas namanya 4-7-8 (yaitu) empat detik tarik napas, tujuh detik tahan, delapan detik hembuskan," ucap Renny dalam acara Gebyar Mental Sehat Remaja Indonesia oleh Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga di Jakarta, Kamis (14/8/2025).

"Ulang tiga sampai lima kali, kita akan lebih tenang," tambahnya. 

Renny menambahkan, latihan singkat ini sebaiknya dilakukan dengan penuh kesadaran. Artinya, selama lima menit tersebut, remaja tidak sambil menyambi aktivitas lain seperti bermain ponsel atau menonton televisi.

Meditasi untuk remaja

Mengenal teknik pernapasan 4-7-8

Renny Magdalena, M.Psi, Psikolog klinis anak, dalam acara Gebyar Mental Sehat Remaja Indonesia di Jakarta, pada Kamis (14/8/2025). KOMPAS.com/RAFA AULIA FEBRIANI Renny Magdalena, M.Psi, Psikolog klinis anak, dalam acara Gebyar Mental Sehat Remaja Indonesia di Jakarta, pada Kamis (14/8/2025).

Teknik pernapasan 4-7-8 mengharuskan seseorang fokus pada mengambil napas dalam-dalam dan panjang secara berulang, dilansir dari Medical News Today, Kamis (14/8/2025).

Pernapasan ritmis ini merupakan bagian inti dari banyak praktik meditasi dan yoga karena dapat membantu relaksasi.

Beberapa manfaat dari teknik ini, antara lain mengurangi kecemasan, membantu seseorang tertidur, mengelola keinginan, serta mengurangi respons marah.

Bila dilakukan rutin, teknik ini menjadi semakin efektif dalam membantu seseorang mengelola tingkat stresnya.

Cara melakukannya cukup sederhana. Ambil posisi duduk yang nyaman dan letakkan ujung lidah pada jaringan di belakang gigi depan atas.

Selanjutkan keluarkan udara dari paru-paru dengan cara hirup napas perlahan melalui hidung selama empat detik, kemudian tahan napas selama tujuh detik, dan lanjut embuskan napas kuat-kuat melalui mulut sambil mengerucutkan bibir dan membuat suara whoosh selama delapan detik. Ulangi siklus ini hingga empat kali.

Seseorang mungkin merasa sedikit pusing saat pertama kali mencoba. Oleh karena itu, disarankan untuk mempraktikkannya dalam posisi duduk atau berbaring.

Jika kamu merasa sulit menahan napas selama tujuh detik, pola bisa disesuaikan menjadi rasio yang lebih pendek, seperti dua detik menarik napas, 3,5 detik menahan, dan empat detik mengembuskan. 

Meditasi ini bisa menjadi “jeda” yang dibutuhkan di tengah aktivitas padat. Renny mengibaratkan meditasi seperti mematikan laptop sejenak agar mesinnya tidak ‘nge-hang’.

“Kalau kita terus-terusan dipakai, kayak laptop dipakai terus tanpa di-shut down, itu kan bisa nge-hang. Meditasi itu seperti kita nge-shut down sebentar, nenangin diri, baru nanti dipakai lagi,” jelasnya.

Ia menambahkan, musik dengan tempo lambat dan suara alami seperti gemericik air atau kicau burung dapat membantu tubuh dan pikiran lebih cepat rileks.

“Ada penelitian, kalau air dikasih musik yang menenangkan, kristalnya jadi bagus. Tubuh manusia itu kan lebih dari tiga per empatnya adalah air, jadi ketika kita memberikan musik yang tenang, itu membantu struktur tubuh kita juga lebih tenang,” terangnya.

Baca juga:

Halaman:


Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau