Meski tergolong aman, pil KB darurat atau obat kontrasepsi darurat dapat menimbulkan efek samping sementara.
Pada beberapa perempuan, mungkin akan mengalami gangguan siklus menstruasi, seperti haid lebih lama, bercak (flek), atau jadwal haid yang mundur.
"Biasanya memang dia membuat ada sedikit gangguan haid. Jadi misalnya (durasi) haidnya jadi memanjang, atau kadang-kadang ada flek dulu, tapi nanti dia balik lagi ke siklus haidnya," tutur Gracia.
Kondisi ini hanya berlangsung sementara dan siklus haid akan kembali normal pada bulan berikutnya.
Baca juga:
Salah satu kekhawatiran terbesar yang kerap muncul adalah anggapan bahwa pil KB atau kontrasepsi bisa menyebabkan kemandulan.
"Banyak mitos-mitos yang misalnya nanti KB bikin mandul, susah enggak sih punya anak. Jadi mitos-mitos itu yang perlu kita luruskan ya," ucap Gracia.
Ia menegaskan bahwa mitos tersebut tidak benar. Jika digunakan sesuai aturan dan tidak berlebihan, obat ini tidak memengaruhi kesuburan pada masa depan.
Meskipun pil KB darurat bisa menjadi pilihan kontrasepsi ketika kondisi darurat terjadi, bukan berarti pasangan bisa menggunakannya untuk menunda memiliki anak.
Kuncinya adalah pemakaian yang tepat waktu dan konsultasi dengan tenaga medis agar penggunaannya sesuai kebutuhan.
"Karena enggak ada KB yang paling bagus. Yang ada KB nya untuk kebutuhannya apa, jangka pendek atau jangka panjang, mau hormonal atau tidak, itu yang harus dipersiapkan," pungkas Gracia.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang