Winona melanjutkan, secara psikologis, ada teori yang disebut Continuing Bond atau hubungan yang berlanjut.
Dalam teori ini, seseorang yang kehilangan tetap bisa merasa terhubung dengan orang yang telah meninggal. Bentuk keterikatan itu bisa melalui doa, kenangan, atau hal-hal kecil yang mengingatkan pada sosok tersebut.
“Ketika orangtua masih hidup, kamu bisa berkomunikasi langsung, tapi jika sudah meninggal, bukan berarti relasi tersebut terputus. Hanya saja bentuk interaksinya yang berbeda,” jelas Winona.
Dengan begitu, seseorang tetap bisa merasakan kehadiran figur yang telah pergi, meski tidak lagi dalam bentuk fisik.
Hubungan tersebut justru menjadi sumber kekuatan baru untuk melanjutkan hidup dengan lebih tenang.
Baca juga:
Menurut Winona, proses berdamai dengan duka tidak bisa disamakan antara satu orang dengan lainnya. Ada yang membutuhkan waktu singkat, ada pula yang perlu waktu lama untuk mencapai titik penerimaan.
Hal terpenting adalah memberi ruang bagi diri sendiri untuk merasakan seluruh emosi yang muncul. tanpa terburu-buru ingin sembuh.
Proses berduka tidak selalu berjalan linier. Seseorang bisa merasa tenang satu waktu, lalu kembali sedih di waktu lain. Itu adalah bagian alami dari perjalanan emosi manusia.
Pada akhirnya, berdamai bukan berarti melupakan, melainkan memahami bahwa kehilangan dapat memberi arti baru bagi kehidupan.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang