“Misalnya, dulu itu teknologi lebih sederhana, tapi sekarang lebih kompleks. Lalu platform dan output-nya banyak. Tidak hanya foto, tapi ada video juga. Itu sesuatu yang baru ya,” ujarnya.
Menghadapi perbedaan tersebut sempat membuat Asti merasa stres dan tertekan. Ia mengaku pernah merasa tertinggal dari generasi yang lebih muda karena kemampuan adaptasi mereka yang cepat.
Namun, seiring waktu, ia menyadari bahwa kuncinya bukan bersaing, melainkan belajar dan berkolaborasi.
“Awalnya sempat stres mengikuti pertumbuhan yang pesat ini, tapi lama-kelamaan aku merasa harus belajar dari yang muda-muda ini agar tetap muda dan ikut perkembangan zaman,” tuturnya.
Baginya, setiap generasi memiliki kekuatan dan karakteristik berbeda. Ia percaya bahwa semangat belajar dan keterbukaan terhadap hal baru menjadi kunci agar bisa terus relevan di dunia yang bergerak cepat.
Asti pun menegaskan, cara terbaik menghadapi ageism adalah dengan menyeimbangkan kemampuan diri dengan perkembangan yang ada.
Ia tidak ingin usia menjadi alasan untuk berhenti berkarya atau kehilangan semangat berinovasi.
“Cara aku mengatasi ageism ini dengan belajar untuk menyeimbangkan kemampuan dengan apa yang ada sekarang. Usia tidak membatasi aku untuk terus berkarya dan belajar,” tegasnya.
Baginya, kreativitas tidak mengenal usia. Justru pengalaman panjang menjadi modal penting dalam menciptakan karya yang matang dan bernilai.
Ia berharap lebih banyak pelaku industri yang menghargai keberagaman usia karena setiap generasi memiliki kontribusi berbeda dalam membentuk arah fesyen Indonesia.
Baca juga: Cerita Jay Park, Tetap Percaya Diri di Tengah Diskriminasi
Bagi Asti, perjalanan menghadapi ageism justru membuka ruang baru untuk berkembang. Ia menemukan semangat baru dengan terus berinteraksi, berdiskusi, dan belajar dari generasi muda yang penuh energi dan ide segar.
Ia pun berpesan agar para kreator, terutama perempuan, tidak merasa kecil hati menghadapi perubahan zaman.
Dengan semangat itu, Asti Surya membuktikan bahwa usia bukanlah batasan dalam berkarya. Justru di tengah gempuran generasi muda, kolaborasi lintas usia menjadi kekuatan baru yang membuat dunia fesyen semakin hidup dan berwarna.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang