BrandzView
Konten ini merupakan kerjasama Kompas.com dengan Nivea

Rentan Diskriminasi Bukan Hambatan Perempuan untuk Berprestasi

Kompas.com - 24/09/2019, 11:31 WIB
Hotria Mariana,
Kurniasih Budi

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Diskriminasi terhadap kaum perempuan hingga saat ini masih saja terjadi di berbagai bidang.

Menilik Kompas, Minggu (21/8/2016), bentuk diskriminasi tersebut bermacam-macam, antara lain kekerasan fisik maupun psikis, domestikasi, stigma negatif, dan marginalisasi.

Apalagi bila sudah menyangkut soal hak-hak pekerja. Data Badan Pusat Statistik (BPS) Februari 2018 menemukan, jumlah angkatan tenaga kerja perempuan hanya 55,44 persen, sedangkan pekerja laki-laki berjumlah 83,01 persen.

Padahal, Ketua Gerakan Pemberdayaan Swara Perempuan (GPSP) Linda Agum Gumelar mengatakan, justru kunci utama pembangunan nasional tidak hanya terletak di atas pundak laki-laki, tapi juga perempuan.

Maka dari itu, sudah seharusnya perempuan diberi kesempatan besar untuk berkiprah di berbagai bidang, seperti yang dilakukan ketiga sosok berikut ini.

Dengan semangatnya, mereka terbukti mampu menampik persepsi negatif yang acap kali disematkan pada perempuan.

Di balik keterbatasan yang ada, dengan kelebihan dan keunikannya, masing-masing sosok berikut ini ternyata mampu mengukir segudang prestasi.

 

Amanda Farliany banyak menularkan energi positif. Ia menanamkan pelajaran bahwa keterbatasan bisa menjadi kelebihan.instagram.com/amanda_farliany Amanda Farliany banyak menularkan energi positif. Ia menanamkan pelajaran bahwa keterbatasan bisa menjadi kelebihan.

Amanda Farliany

Amanda adalah anak pertama sekaligus cucu pertama di keluarganya. Ia terlahir 'berbeda' dari anak normal pada umumnya.

Sejak usia enam bulan, Amanda mengalami gangguan pendengaran alias tuli, dan ini disadari ibunya, Arlinda Bauty.

Kendati sempat sedih, Arlinda tak putus asa. Bahkan, rasa sayangnya pada Amanda sama sekali tak berkurang.

Merasa anaknya berhak mendapat kesempatan yang sama, Arlinda memasukkan Amanda ke Sekolah Luar Biasa (SLB) agar memperoleh ilmu dan bisa belajar berkomunikasi.

Amanda remaja kerap menjadi bahan bully-an teman-temannya lantaran punya cita-cita ingin menjadi model.

Namun, berkat dukungan ekstra dari orang-orang terdekat, wanita kelahiran tahun 1983 tersebut berhasil menyabet gelar juara di ajang pemilihan model Aneka Yess! pada 1994.

Prestasi Amanda tak berhenti sampai di situ. Ia juga pernah membintangi sejumlah video klip beberapa grup band musik ternama Indonesia.

Bahkan, wanita yang juga ibu tiga anak tersebut sempat beraksi di beberapa film dan sinetron, baik melakoni peran figuran hingga utama.

Kini, Amanda dikenal sebagai Youtuber sekaligus motivator. Ia banyak membagikan beragam konten, seperti vlog (video blog) aktivitasnya sehari-hari dan tutorial bahasa isyarat.

Lewat video unggahannya, Amanda menularkan energi positif. Ia menanamkan pelajaran bahwa keterbatasan bisa menjadi kelebihan.

Jangan meremehkan sama orang disabilitas ya.. pasti teman-teman disabilitas punya bakat... saling mendukung ya...,” tulis Amanda pada unggahan terakhirnya.

Selama 13 tahun berkarier secara profesional, Tathie telah memenangkan enam dari delapan laga kejuaraan MMA.instagram.com/hertati88 Selama 13 tahun berkarier secara profesional, Tathie telah memenangkan enam dari delapan laga kejuaraan MMA.

Priscilla Hertati Lumban Gaol

Mixed Martials Arts (MMA) adalah jenis olahraga fisik yang menggabungkan berbagai teknik pertarungan, seperti tendangan dan pukulan.

Olahraga bela diri seperti itu umumnya familier dilakukan kaum lelaki. Namun, anggapan tersebut bisa jadi luruh ketika Anda mengetahui sosok Priscilla Hertati Lumban Gaol.

Thathie, sapaan akrab atlet tersebut, lahir di Desa Dolok Sanggul, Sumatera Utara. Ia mulai menyukai bela diri sejak usia 17 tahun.

Olahraga yang ia lakukan pertama kali adalah wushu dan itu pun dipelajari secara diam-diam, bahkan sampai bolos sekolah selama seminggu.

Pasalnya, sebagai anak perempuan, kedua orangtua Thathie berharap dirinya meraih gelar dokter atau minimal kerja kantoran.

"Orangtua saya ingin agar saya menjadi gadis normal yang bekerja di kantor dari jam sembilan pagi sampai lima sore, tetapi saya tidak tertarik," ucap Tathie yang dilansir Bola Sport, Kamis (13/6/2019).

Ulah Thathie tersebut dicurigai pihak sekolah. Mereka lantas menghubungi orangtua wanita tersebut untuk meminta penjelasan.

Sejak saat itu, orangtua Thatie melarang keras dirinya untuk mengikuti kegiatan olahraga apa pun.

Namun itu tak berselang lama, pihak sekolah justru menawarkan Thathie untuk ikut kejuaraan turnamen tinju. Beruntung, gadis berdarah Batak tersebut keluar sebagai juara.

Sempat mengalami izin yang pasang surut dari orangtuanya, Thathie berhasil meyakinkan mereka atas pilihan kariernya. Namun jangan dikira perjalanan wanita tersebut menjadi mulus.

Lantaran berprofesi sebagai atlet, Thathie harus latihan fisik keras sehingga membuat tubuhnya cenderung lebih kekar daripada perempuan pada umumnya.

Akibatnya, ia sering mendengar beragam ucapan dan pandangan negatif terkait tubuhnya.

Stigma tersebut membuat Thathie minder, tapi untungnya tak berlangsung lama. Ia lantas menepis semua pandangan itu dengan beragam prestasi, mulai dari nasional hingga internasional.

Selama 13 tahun berkarier secara profesional, Thathie telah memenangkan enam dari delapan laga kejuaraan MMA.

Bahkan, berkat pencapaian tersebut kini Thathie dianggap sebagai atlet wanita Indonesia tersukses dalam organisasi bela diri terbesar di dunia tersebut.

Memiliki badan plus size juga ternyata bisa tampil menarik, stylist, dan fashionableinstagram.com/tiraemon Memiliki badan plus size juga ternyata bisa tampil menarik, stylist, dan fashionable

Adhitira Hanim

Dewasa ini, anggapan cantik adalah dengan memiliki bentuk tubuh yang langsing.

Persepsi tersebut kadang membuat para pemilik badan plus size atau gemuk cenderung jadi kurang percaya diri.

Sebab tak jarang, pemilik tubuh gemuk sering menerima ejekan body shaming (penghinaan terhadap fisik seseorang).

Itulah yang sempat dialami Adhitira Hanim, selebgram (selebriti Instagram) dengan akun @tiraemon.

Awalnya, Tira minder dengan bentuk tubuhnya karena beberapa olokan sempat mampir ke telinganya, seperti “dia besar banget ya” atau “coba kurus, pasti cantik”.

Lama-kelamaan Tira sadar, memiliki badan plus size juga ternyata bisa tampil menarik, stylist, dan fashionable.

Lewat dukungan ekstra dari orang sekitarnya, Tira bangkit. Tak tanggung-tanggung, impiannya menjadi fashion stylist pun terwujud.

Kini, unggahan gaya berbusana Tira di Instagram seringkali dijadikan sebagai referensi untuk para pemilik tubuh plus size lainnya.

Bagi Amanda, Tathie, dan Tira untuk bisa mencapai posisi seperti sekarang ini, bukanlah hal mudah.

Selain niat dari diri sendiri, tentu dukungan ekstra dari orang sekitar amat diperlukan untuk membakar semangat mereka sehingga dapat melawan batasan yang ada.

Dukungan ekstra juga turut ditunjukkan Nivea dalam bentuk #ExtraCare yang diharapkan mampu menciptakan Extra Women lainnya.

Sebab Nivea percaya, karena dengan #ExtraCare yang bisa Anda lihat di sini, perjuangan setiap perempuan menjadi berharga.


komentar di artikel lainnya
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com