Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com, 11 November 2025, 11:32 WIB
Lusia Kus Anna

Penulis

KOMPAS.com - Jika selama ini kamu sering susah tidur dan sudah mencoba berbagai cara, mungkin sudah waktunya untuk mengubah rutinitas mandi.

Tren kesehatan yang sedang marak di media sosial mempromosikan 'mandi gelap' (dark showering), yang memang seperti namanya: menyirami tubuh di malam hari dengan cahaya yang minim atau lampu redup.

Menurut psikiater dan spesialis pencitraan otak, Dr.Daniel Amen, cahaya sangat memengaruhi otak. 

Cahaya terang dan cahaya biru memberi sinyal pada tubuh untuk bangun dengan meningkatkan kortisol dan menurunkan melatonin. 

Baca juga: Makanan Tinggi Melatonin untuk Atasi Susah Tidur

Namun, ketika lampu padam, cahaya redup atau tidak ada cahaya, menandakan rasa aman, mengaktifkan sistem saraf parasimpatis, dan memulai proses alami tubuh untuk beristirahat dan memulihkan diri.

"Bayangkan pencahayaan redup sebagai cara untuk mematikan 'radar ancaman' otak. Stimulasi yang lebih sedikit memudahkan bagian otak yang logis untuk mengambil alih kembali. Bagi banyak orang, itu berarti merasa lebih tenang, lebih jernih, dan lebih membumi," kata Amen.

Ia menambahkan, ketika kita mengurangi input visual, kita mengurangi beban sensorik pada otak.

"Itu berarti otak kita menerima lebih sedikit sinyal untuk diproses, sehingga bagian otak yang menangani rasa takut dan stres memiliki lebih sedikit waktu untuk bereaksi," ujarnya.

Bagi yang ingin mencoba, Amen menyarankan untuk melakukannya secara bertahap. Mulailah dengan meredupkan lampu 60 hingga 90 menit sebelum tidur atau gunakan lampu kuning atau merah yang lembut di ruangan, alih-alih lampu yang terang benderang.

Baca juga: Hindari Bermain Menjelang Tidur, Ini Aktivitas yang Disarankan Psikolog untuk Anak

Saat mandi, jangan nyalakan layar gawai, matikan lampu, dan tambahkan kenyamanan sederhana seperti minyak lavender atau kemenyan, suhu ruangan yang sejuk, dan handuk lembut. Waktunya pun tidak perlu lama; 15 hingga 20 menit sudah cukup.

Amen menjelaskan bahwa rutinitas di malam hari dapat membantu kita beralih dari kewaspadaan menuju ketenangan.

"Ritual sensorik gelap lebih pasif dan somatik — Anda tidak melakukan sesuatu untuk menenangkan otak, Anda menciptakan lingkungan yang memungkinkan otak untuk menurunkan performanya sendiri," kata Amen. 

Hal ini menjadikannya cocok bagi siapa pun yang merasa terlalu cemas untuk bermeditasi.

Mandi gelap bisa sangat menenangkan bagi orang yang mengalami kecemasan, ADHD, atau insomnia.

Baca juga: 7 Cara Memperbaiki Kualitas Tidur, Atur Cahaya Kamar

"Mandi gelap menciptakan ketenangan eksternal yang mengarah pada pengaturan internal," kata Amen.

Halaman:


Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau