KOMPAS.com - Lebih mudah untuk masuk Harvard daripada menjadi seorang pramugari maskapai Delta. Benarkah demikian? Bagaimana ceritanya?
Saat maskapai tersebut mengumumkan ada 1.000 lowongan pramugari untuk tahun 2018, lebih dari 125.000 orang melamar. Namun kurang dari satu persen dari mereka yang diterima— dan ini lebih ketat dibandingkan penerimaan Harvard sebesar 5,1 persen.
Selain itu, seleksi melalui serangkain tes seperti mengirim aplikasi, melakukan wawancara video, wawancara tatap muka, dan menyelesaikan delapan pekan pelatihan yang berat di kantor pusat Delta, Atlanta.
Bahkan maskapai tersebut mendokumentasikan perjuangan seleksi tersebut lewat mini seri di Youtube, “Earning our Wings”, yang merekam perjalanan lima calon pramugari baru mengikuti pelatihan. Lewat dokumentasi tersebut para kandidat pramugari dan penumpang pesawat bisa lebih memahami mengapa menjadi pramugari bukan hal yang mudah.
“Kami bukan hanya pelayan di atas langit,” kata Shawan Kathleen (48), seorang mantan pramugari yang menceritakan perilaku buruk penumpang pesawat dalam akun instagram Passenger Shaming. “Kami tidak di sana hanya untuk menuangkan soda.”
Baca juga : Apa yang Diperhatikan Pramugari Saat Anda Naik Pesawat?
“Prioritas pertama kami adalah menjaga Anda tetap selamat dan itulah kegunaan latihan selama berpekan-pekan: Mempelajari bela diri dan bagaimana mengatasi penumpang yang melakukan kekerasan dan bagaimana menggunakan CPR (Cardiopulmonary Resusication) jika jantung seseorang tiba-tiba berhenti. Menjadi pramugari 100 persen lebih sulit dibandingkan menjadi seorang polisi. Dan mereka harus merekrut orang yang bisa mengatasi hal tersebut,” ungkapnya.
Cheryl a Schwartz, mantan pramugari, menyebutkan daftar keterampilan lain dari pramugari adalah: “Pendidikan tinggi, berbicara dalam berbagai bahasa, menarik dan terawat, memiliki kemampuan verbal untuk berbicara dengan baik, dan beberapa kemampuan pelayanan terhadap pelanggan, melek komputer serta matematika dasar. Ia juga harus bersedia berpindah-pindah dan melewatkan hari ulang tahun, liburan dan keluarga.”
"...dan harus mampu mendorong troli seberat 90 kilogram dalam keadaan menanjak.
Pramugari baru yang menduga pekerjaannya hanya berjalan-jalan gratis ke tempat eksotis biasanya akan kecewa dengan pilihan itu. Agar mereka tak merasa tertipu, beberapa mantan pramugari membagikan hal-hal yang paling mengejutkan yang mereka pelajari dari pekerjaan mereka, termasuk bagaimana menangani penumpang nakal, mabuk, atau bermasalah.
1. Mengikuti boot camp
Pramugari baru menjalani pelatihan hingga dua bulan untuk setiap skenario yang akan terjadi di ketinggian 35.000 kaki—termasuk simulasi kecelakaan yang membuat pesawat berguncang dan dipenuhi asap. Kelly Payne, 34, yang bekerja untuk Maxjet Airlines dan US Airways, melakukan 11 jam latihan selama enam pekan untuk latihan prosedur darurat, bela diri dan mengingat setiap bagian dari pesawat. “Ada tes setiap hari, jika gagal, Anda akan dikeluarkan dan mungkin tidak akan bisa menjadi pramugari lagi.
2. Jadwal kerja yang gila
Pramugari termasuk profesi yang harus “on call", alias sewaktu-waktu bersedia ditugaskan dan segera menuju bandara dalam waktu dua jam atau kurang untuk berangkat terbang. "Jika Anda tidak menjawab telepon pada hari panggilan, atau telepon kembali dalam waktu 15 menit, Anda akan mendapatkan teguran. Tiga kali terguran dan Anda keluar!" kata Kontalonis.
Ada juga istilah jaga "ready reserve" di beberapa maskapai, dimana dua hari dalam sebulan, seorang pramugari harus mengenakan seragam lengkap dan siap di ruang awak bandara, untuk berjaga-jaga bila dibutuhkan untuk terbang.
Baca juga : 10 Hal yang Dialami Tubuh Saat Naik Pesawat