Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wajarkah jika Kita Mencintai Dua Orang Sekaligus?

Kompas.com - 23/11/2017, 12:06 WIB
Wisnubrata

Penulis

Sumber

KOMPAS.com - Tidak ada yang lebih membahagiakan daripada jatuh cinta. Hanya membayangkan hendak bertemu kekasih bisa begitu mendebarkan. Namun apa jadinya jika Anda bertemu dengan seseorang yang baru, yang juga membuat jatuh hati? Apakah wajar  mencintai dua orang sekaligus?

Kita sering menganggap bahwa rasa ketertarikan pada orang lain akan lenyap begitu kita memiliki pasangan. Nyatanya ketertarikan merupakan insting alami manusia yang akan tetap ada. Ini karena ketika kita melihat orang lain, otak akan mulai memproses informasi visual yang kita lihat dan membuat penilaian instan berdasarkan daya tarik seseorang.

Insting ini didasari oleh dorongan bawah sadar otak warisan manusia zaman purba yang menilai seks sebagai kegiatan biologis murni untuk berkembang biak, guna memastikan spesies kita bertahan hidup.

Itu sebabnya banyak pakar yang mengatakan bahwa mencintai dua orang atau lebih bukannya tidak mungkin. Ramani Durvasula, Ph.D., seeorang profesor psikologi asal UCLA bahkan mengumpamakan cinta segitiga sama halnya dengan es krim.

Es krim rasa cokelat dan stroberi rasanya berbeda, namun sama-sama enak. Tambah lebih nikmat kalau bisa dipadukan sekaligus, seperti rasa es krim Neapolitan. Tapi tentu urusan cinta tidak semudah memilih rasa es krim, bukan?

Baca juga : 10 Alasan Mengapa Cinta Pertama Tak Pernah Mati

Menurut Durvasula, manusia merupakan makhluk yang rumit dari segi perasaan. Seseorang bisa mendapatkan kepuasan batin dengan menjalin hubungan dengan orang-orang yang cerdas dan berwawasan terbuka, misalnya. Namun di sisi lain, ia juga mendapatkan kepuasan ketika bergaul dengan orang-orang yang humoris dan penuh kejutan.

Ketertarikan pada orang lain seperti ini adalah sifat yang wajar, dan alamiah. Jadi sangat mungkin seseorang mencintai dua orang dengan sifat yang berbeda di waktu yang bersamaan. Ini karena karakteristik, kepribadian, dan bahkan mungkin ciri fisik antar dua orang tersebut bisa saling melengkapi apa yang dibutuhkan dalam suatu hubungan asmara yang ideal.

Saat jatuh cinta, kita di bawah pengaruh permainan hormon yang membuat kita mengalami  roller coaster emosi. Dilansir dari Psychology Today, tim peneliti dari University of Pisa menemukan bahwa pada tahap awal dari hubungan romantis, aktivitas hormon adrenalin, dopamine, oksitosin, norepineprine, dan phenylethylamine (PEA — amfetamin alami yang juga terdapat dalam cokelat dan ganja) bercampur aduk dan meningkat ketika muncul rasa saling ketertarikan antara dua insan, atau lebih.

PEA jugalah yang berperan memunculkan hasrat yang sangat mendalam untuk bersatu dengan kekasih.

Uniknya, selama fase euforia, efek relaksasi yang didapatkan dari hormon “mood baik” serotonin akan menurun dan tergantikan dengan obsesi terhadap hubungan. Sehingga bukannya tidak mungkin kita jadi terus-terusan mengingat kenangan romantis bersamanya. Peningkatan hormon ini sepenuhnya merupakan hal yang alami.

Mendua

Seperti yang dilansir dari WomansHealth, ketika seseorang merasa bahagia dan nyaman dengan dirinya, ia jugakan lebih percaya diri dan lebih mudah terbuka dengan orang-orang baru. Terutama ketika hidupnya mengalami perubahan ke arah yang lebih positif, misalnya ketika sudah mapan dalam ekonomi atau tubuh yang kini lebih sehat dan bugar setelah sukses menjalani gaya hidup sehat.

Ilustrasi mencintai dua orang sekaligusjuripozzi Ilustrasi mencintai dua orang sekaligus
Di momen inilah orang bisa merasakan percikan-percikan rasa tertarik pada orang lain, walaupun ia sudah punya pasangan. Kadang semakin orang merasa nyaman dan bahagia dengan diri sendiri dari luar-dalam, semakin mudah ia menerima keberadaan orang lain sehingga bukannya tidak mungkin juga untuk jatuh cinta padanya.

Meski wajar, mencintai dua orang sekaligus bukan hal yang mudah, apalagi bila dilakukan sembunyi-sembunyi. Karena pada dasarnya hubungan yang asyik adalah yang menyenangkan kedua pihak. Nah bila salah satu merasa tersakiti, maka akan muncul masalah di kemudian hari. Sehingga hal terbaik adalah memilih salah satu.

Baca juga : Poligami Bisa Bikin Pria Sakit Jantung

Memang, tidak ada rumus tertentu yang bisa membuat kita memantapkan hati untuk memilih yang mana. Namun semua keputusan pada akhirnya akan kembali pada diri sendiri.

Sebelum menentukan pilihan, cobalah untuk memahami apa yang sebenarnya Anda cari dan butuhkan dalam pasangan. Tipe orang yang seperti apa yang bisa diajak untuk hidup bersama. Jangan terburu-buru, biarkan alam menyeleksi mana yang paling baik untuk Anda.

Semua pilihan memang berisiko, namun jika logika dan hati saling bekerja sama untuk memilih, Anda pun bisa menghindari risiko terburuk dan hidup lebih bahagia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com