Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Haruskah Semua Wanita di Atas 30 Tahun Cek Potensi Kanker Payudara?

Kompas.com - 22/01/2018, 15:00 WIB

KOMPAS.com - Langkah pemeriksaan (screening) terhadap semua wanita di atas usia 30 tahun untuk mendeteksi potensi serangan kanker payudara dan ovarium, berguna untuk antisipasi dan penghematan biaya.  

Langkah tersebut diyakini lebih efektif dan efisien dibandingkan dengan pemeriksaan terbatas hanya kepada mereka yang tercatat memiliki risiko tinggi secara genetik.

Rekomendasi ini muncul dari sebuah hasil penelitian yang digelar sejumlah ilmuwan di India seperti dilansir laman Hindustantimes.com

Penelitian sebelumnya telah menunjukkan, kasus kanker semacam itu mengalami peningkatan signifikan di India. Jumlahnya tiga kali lebih banyak daripada kasus serupa di negara-negara Barat.

Baca juga: Ingatkan Para Ibu untuk Cek Mamografi Payudara

Gen penyebab kanker payudara dan ovarium yang paling terkenal adalah BRCA1 dan BRCA2.

Kaum perempuan yang membawa salah satu mutasi gen tersebut memiliki kemungkinan sekitar 17-44 persen untuk terserang kanker ovarium, dan 69-72 persen kanker payudara.

Sebaliknya, wanita yang tidak membawa mutasi gen ini memiliki risikonya dua persen untuk terkena kanker ovarium, dan 12 persen untuk kanker payudara.

Pendekatan klinis berupa pengujian genetik selama ini didasarkan pada riwayat kanker payudara atau ovarium dari seseorang itu sendiri atau keluarganya.

Sementara dalam pendekatan baru yang diterbitkan dalam Journal of National Cancer Institute merekomendasikan pemeriksaanterhadap perempuan secara keseluruhan.

Hal ini diyakini akan menjadi efektif dan juga menghemat biaya. Sebab, dengan pemeriksaan reguler terhadap semua perempuan di atas 30 tahun, maka ada peluang besar untuk pencegahan kanker, dan perubahan cara uji genetik kanker.

Baca juga: Payudara Besar Sebelah, Apa yang Sebenarnya Terjadi?

"Temuan kami mendukung konsep perluasan pengujian genetik gen kanker payudara dan ovarium di seluruh populasi perempuan."

"Ini jauh berbeda dengan pendekatan tradisional yang sekarang dilakukan," kata Ranjit Manchanda, Konsultan Onkologi Ginekologi, di Queen Mary University of London.

"Analisis kami menunjukkan, pengujian populasi adalah strategi yang paling efektif dari sisi biaya dan dapat memiliki implikasi penting."

"Sebab, ini adalah pilihan efektif yang tersedia untuk pengelolaan dan pencegahan risiko kanker ovarium dan payudara bagi wanita," tambah Rosa Legood, Associate Professor di London School of Hygiene and Tropical Medicine.

Berdasarkan data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dari 8,8 juta kematian akibat kanker di seluruh dunia pada tahun 2015, kanker payudara menyumbang 571.000 kematian.

Sementara, kanker ovarium, dengan tingkat kelangsungan hidup terendah dari semua kanker ginekologi lain, diperkirakan setiap tahun menyerang seperempat juta wanita di seluruh dunia.

Kanker ovarium ini juga menjadi penyebab atas 140.000 kematian setiap tahunnya.

Baca juga: 8 Gejala Kanker Ovarium yang Sering Muncul

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com