Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 13/10/2018, 23:01 WIB
Dendi Ramdhani,
Wisnubrata

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Menyandang julukan sebagai Paris van Java rasanya tak berlebihan jika menengok pengaruh Kota Bandung dalam industri fesyen di Indonesia. Label yang dibawa oleh pedagang kolonial itu hingga saat ini masih menancap kuat dalam fondasi industri mode di Kota Kembang.

Di era serba digital saat ini, penggunaan platform sosial media sangat berdampak besar terhadap pemasaran produk fesyen asal Bandung. Salah satu yang punya pengaruh besar adalah Instagram.

Aplikasi yang dirilis 6 Oktober 2010 lalu itu kini jadi salah satu gerbang utama pengembangan bisnis baru bagi pelaku industri fesyen khususnya kalangan usaha kecil menengah (UKM).

Instagram bisa dianggap sebagai salah satu platform wajib yang mesti dimiliki pelaku usaha. Aplikasi yang pertama kali dirancang oleh Kevin Systrom dan Mike Krieger (Burbn, Inc) itu bermetamorfosa sebagai etalase bagi pelaku usaha untuk memperkenalkan karyanya.

Sebagai layanan berbagi konten visual yang digunakan oleh 1 miliar orang, kehadiran lnstagram telah mengubah landskap industri mode di seluruh dunia.

lnstagram membuka akses bagi siapa saja yang ingin meluncurkan koleksi busana dan menjualnya ke pasar yang mereka tentukan

Pihak Instagram jeli melihat pengaruh pelaku UKM Bandung dalam perkembangan dunia mode nasional. Kamis (10/10/2018), perwakilan Instagram Asia Pasifik sengaja melongok sejumlah UKM di Bandung untuk mendengar langsung perjalanan bisnisnya.

"Pertama kita ingin bertemu kemudian belajar dari para pelaku-pelaku usaha ini dan ngomongin secara detail bagaimana caranya meraih sukses, membangun bisnis di Instagram. Karena di luar sana yang aku lihat semua orang rasanya pengen punya bisnis online tapi gak ada yang bener-bener ngasih tau gimana caranya dan proses learning ini," ujar Putri Silalahi, Communication Manager Instagram Asia Pasifik.

Roadshow tim Instagram di Bandung diawali dengan mengunjungi Massicot, salah satu UKM yang membuat perhiasan dari bahan resin yang didirikan oleh Amanda Mitsuri. Seluruh karyanya ia buat di sebuah komplek pemukiman kawasan utara Bandung tepatnya di Jalan Keluwih, Rancakendal, Kota Bandung.

Produk karya alumni desain produk Institut Teknologi Nasional (ITENAS) Bandung berhasil menjadi salah satu pionir bisnis perhiasan berbahan resin yang sukses menembus pasar Asia Timur.

Di awal perjalanannya, Massicot menggunakan Instagram sebagai medium utama untuk menjalankan bisnis, mempromosikan produk, bahkan mencari inspirasi.

Semua fitur Instagram seperti feed, stories, hashtag hingga Instagram adds ia manfaatkan untuk memperkenalkan produknya.

"Instagram pengaruhnya besar banget. Saya rutin gunakan feed (untuk memperkenalkan produk). Tapi sekarang stories jadi banyak dilihat juga," kata Amanda.

Amanda mengatakan, dalam urusan bisnis Instagram memberi kemudahan pelaku usaha dalam merangkul pasar.

"Instagram itu penting untuk menjaga engagement dengan konsumen," kata dia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com