Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika Dosen dan Profesor UGM Kampanyekan Antihoaks Lewat Ketoprak

Kompas.com - 02/12/2018, 11:07 WIB
Anggara Wikan Prasetya,
Wisnubrata

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Sebanyak 12 dosen dan profesor Universitas Gadjah Mada (UGM) mengampanyekan antihoaks kepada sekitar 300 mahasiswa melalui pementasan pralakon ketoprak di Pusat Kebudayaan Koesnadi Hardjasoemantri UGM, Sabtu (1/12/2018).

Uniknya, mereka menyampaikannya sambil memerankan perannya dalam acara yang merupakan rangkaian Dies Natalis ke-69 UGM. Dengan lakon prahara hoaks, mereka membawakan peran jenaka, tetapi penuh pesan moral.

Dikisahkan hoaks telah begitu merajalela, bahkan telah menjadi komoditas. Berita hoaks bisa dibeli melalui Ratu Hoaks yang diperankan oleh dosen Fakultas Ilmu Budaya UGM, Cahyaningrum Dewajati.

Kemudian datang tiga orang yang memesan berita hoaks. Mereka awalnya berwajah tampan. Namun karena gemar membuat hoaks mereka akhirnya berubah menjadi buto atau raksasa.

Meski telah berubah, mereka tidak menyadarinya. Mereka masih merasa tampan dan paling benar. Hingga akhirnya mereka berkaca dan sadar telah berubah wujud karena kegemarannya menyebar hoaks.

“Orang yang membuat hoaks itu sudah berubah karakternya, mereka tidak bisa membedakan kebenaran dan kepalsuan. Diibaratkan mereka yang suka memesan hoaks berubah menjadi buto. Itu simbol mereka sudah dikuasai angkara murka,” ujar Cahyaningrum.

Ia melanjutkan, lakon ini untuk memberikan kesadaran audiens bahwa yang terjadi sekarang ini, hoaks sudah parah, baik di tingkat atas sampai bawah. Hoaks juga sudah menjadi komoditas, bukan hanya ekonomi, tetapi politik.

Para profesor yang berpartisipasi dalam pralakon ketoprak ini adalah Nizam, Triyono, Ali Agus, Samsul Kamal, Yoyok W Subroto, dan Cahyono Agus.

Sementara itu para dosen yang berpartisipasi adalah Noorhadi Rahardjo, Wikan Sakarinto, Cahyaningrum Dewajati, Antari Innaka, Wulan Astuti, dan Arsanti Wulandari.

Dilanjutkan dengan wayang orang

Usai pralakon ketoprak oleh para dosen dan profesor selesai, acara dilanjutkan dengan pagelaran wayang orang dengan lakon Karna Tandhing. Wayang wong diperankan dan diiringi mahasiswa dan alumni UGM yang notabene bukan kampus seni.

Acara yang merupakan peringatan ulang tahun ke-50 dari salah satu unit kegiatan mahasiswa UGM, Unit Kesenian Jawa Gaya Surakarta (UKJGS) ini juga termasuk dalam rangkaian peringatan Dies ke-69 UGM.

Selain dilakukan oleh mahasiswa dan alumni, mereka juga berkolaborasi dengan beberapa seniman seperti sutradara dan dalang, Sukisno, pengendang, Nanang Karbito, dan penata tari, Dwi Handari Retnowati.

Wayang orang juga semakin meriah dengan kehadiran dua bintang tamu, yakni Didik Nini Thowok dan Yati Pesek. Keduanya sukses memecah tawa penonton yang hadir.

Karna Tandhing menceritakan salah satu adegan Perang Baratayudha ketika panglima perang pihak Kurawa, Karna melawan panglima perang pihak Pandawa, Arjuna. Meski lawan, mereka masih saudara kandung.

Salah satu adegan dalam lakon wayang orang Karna Tanding ketika Karna bertarung melawan adiknya, Arjuna.Kompas.com/Anggara Wikan Prasetya Salah satu adegan dalam lakon wayang orang Karna Tanding ketika Karna bertarung melawan adiknya, Arjuna.

Karna dan Arjuna memang berhadapan satu sama lain, tetapi mereka masih menghormati satu sama lain. Pertempuran akhirnya dimenangkan Arjuna setelah Karna tewas terkena panah pusaka miliknya, Kyai Pasopati.

Menurut ketua panitia, Niken Annafi’ Kusuma, pementasan ini ditujukan untuk semakin mengenalkan kesenian pada khalayak, terutama mahasiswa.

Sementara itu Rektor UGM, Panut Mulyono yang juga hadir pada acara ini menyampaikan, pagelaran ketoprak dan wayang orang tersebut adalah bentuk tanggung jawab UGM untuk pelestarian budaya.

“Kita ingin Indonesia maju, tidak hanya dari sisi saintek, tetapi budaya. Kemudian juga hal-hal terkait kebudayaan harus mengikuti sehingga kita tidak tercabut dari jati diri kita dalam mencapai kemajuan,” pungkas Panut Mulyono.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com