BrandzView
Konten ini merupakan kerja sama Kompas.com dengan Allianz

Ternyata, Perlindungan Diri Butuh Lebih dari Kebiasaan Hidup Sehat…

Kompas.com - 07/01/2019, 18:38 WIB
Auzi Amazia Domasti,
Kurniasih Budi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pada 2015, jumlah orang berusia di atas 65 tahun di Jepang totalnya mencapai seperempat populasi penduduk. Dilansir melalui telegraph.co.uk pada Selasa (20/9/17) jumlah penduduk Jepang usia 90 tahun bahkan mencapai dua juta orang untuk pertama kalinya.

Tempat fitness di Jepang pun didominasi dengan orangtua yang rajin berolahraga. Dilansir dari japantimes.co Kamis (25/3/18) kesuksesan fitness di Jepang memang turut didukung dengan para orangtua yang memiliki gaya hidup sehat dan senang bersosialisasi di gym.

Secara rata-rata, rentang hidup usia penduduk Jepang pun mencapai 83,7 tahun.

Lantas, apa rahasia orang Jepang bisa hidup selama itu?

Ternyata, kuncinya terletak pada gaya hidup sehat. Kebiasaan sehat tersebut dilakukan dari berbagai sisi.

Misalnya, orang Jepang mengatur asupan makanannya yang kebanyakan dari ikan, seafood, gandum, sayur, dan tofu. Cara makan ini membuktikan Jepang menjadi negara dengan penduduk yang memiliki tingkat obesitas rendah.

Hidup sehat dan panjang umur tentu bisa menjadi kenikmatan hidup. Jika Anda menginginkannya, berikut, ada beberapa kebiasaan sehat orang Jepang ini bisa Anda tiru untuk mendukung hidup yang lebih nyaman dan panjang umur.

Perbanyak makan ikan

Perbanyaklah makan ikan jika ingin pintar. Rasanya, ucapan ini sering terdengar sebagai nasihat dari orangtua untuk anaknya. Nah, orang Jepang termasuk menyukai dan memperbanyak makan ikan dan makanan laut.

Ilustrasi makan ikan.Shutterstock Ilustrasi makan ikan.
Dilansir dari huffingtonpost.com, konsumsi seafood orang Jepang yakni sebesar 55,7 kilogram per kapita, dibandingkan dengan Amerika yang hanya 34,3 kilogram. Angka ini menjadikan Jepang salah satu dari enam negara yang mengkonsumsi seafood terbanyak.

Manfaat terbesar banyak makan ikan adalah mengurangi risiko kematian karena penyakit jantung sebanyak 36 persen. Selain itu, orangtua yang memiliki level lemak ikan omega 3 yang lebih tinggi, rata-rata bisa hidup lebih lama 2,2 tahun.

Selain ikan, asupan seafood lainnya yang orang Jepang suka konsumsi adalah rumput laut. Rumput laut mengandung protein yang tinggi dan iodin alami, yang berguna untuk mengatur level tiroid.

Penelitian dari peneliti dari Harvard yang terhimpun dalam ncbi.nlm.nih.gov juga menyebutkan rumput laut mampu mengatasi level estrogen, estriadol dan juga mengurangi gejala Pre-menstrual syndrome (PMS).

Kembali ke alam dan aktif bergerak

Selain identik berisi dengan kota maju yang penuh dengan gedung-gedung bertingkat, Jepang juga negara yang memiliki alam hijau dari hutan yang luas.

Jepang pun menjadi negara pionir terapi hutan, yang mendorong warganya untuk memperbanyak jalan-jalan di hutan dan area hijau lokal wilayahnya.

Ilustrasi orang Jepang yang berolahraga.Shutterstock Ilustrasi orang Jepang yang berolahraga.
Dengan begitu, banyak manfaat kesehatan yang bisa didapat. Menghabiskan waktu di alam bisa lebih banyak menghasilkan Vitamin D dalam tubuh dan mengurangi risiko arthritis, kanker, dan kelainan auto imun.

Waktu berjalan-jalan di alam juga mampu memperbaiki fungsi kognitif tubuh, yakni menyegarkan pikiran dan menjauhkan diri dari stres.

Dalam rutnitiasnya, warga Jepang lebih banyak yang menggunakan transportasi publik atau berjalan. Berjalan rutin 30 sampai 60 menit dalam sehari bisa menjadi bentuk aktivitas yang bagus untuk kesehatan jantung.

Minum teh

Pada budaya Jepang ada tradisi upacara minum teh. Namun, teh yang mereka minum bukan sembarangan, melainkan teh hijau atau yang disebut ocha.

Teh hijau memiliki manfaat besar untuk tubuh. Kelebihannya bisa mengurangi konsentrasi kolesterol di darah dan juga menjadi antioksidan yang bagus untuk kulit dan tubuh. Manfaat lainnya dengan rutin minum teh hijau yaitu bisa mengurangi risiko kanker dan penyakit jantung.

Kebiasaan hidup seperti orang Jepang bisa diikuti agar diri terlindungi dari penyakit.

Ilustrasi minum teh hijau.Shutterstock Ilustrasi minum teh hijau.
Namun, datangnya penyakit kritis terkadang sulit diantisipasi. Misalnya, penyakit keturunan seperti diabetes atau penyakit kanker yang sudah sembuh, tapi dapat kambuh kembali.

Bila terdiagnosa penyakit kronis tersebut, tantangan dan kondisi diri dapat berpengaruh pula pada rutinitas harian dan rencana masa depan, baik untuk diri sendiri maupun orang di sekitar.

Karenanya, ada baiknya persiapkan jaminan perlindungan diri melalui asuransi kesehatan dan jiwa. Pilih juga layanan manfaat tambahan dengan pembebasan premi.

Pembayaran premi dengan Payor Benefit dari Allianz, misalnya, bisa menanggung pemegang polis hingga usia 65 tahun saat terkena sakit kritis atau cacat tetap total.

Pemegang polis tak perlu khawatir bila santunan jiwa yang sudah disiapkan batal karena tidak bisa membayar premi tiap bulan, karena premi tersebut ditanggung Allianz.

Selain itu, ada juga Spouse Payor Benefit, yang berikan perlindungan pula untuk pasangan pemegang polis.

Dengan begitu, persiapan perlindungan untuk diri dapat lengkap melalui menjaga kesehatan dan asuransi yang tepat.


X
komentar di artikel lainnya
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com