Watsons Targetkan Miliki 150 Toko Sampai Akhir 2019

JAKARTA, KOMPAS.com - Jaringan ritel produk kesehatan dan kecantikan Watsons Indonesia menargetkan membuka 30 toko lagi di tahun 2019. Dengan begitu, sampai akhir tahun Watsons akan memiliki 150 toko.

“Dunia kecantikan sedang bagus di Indonesia. Pertumbuhan kami sampai dua digit pada tahun lalu,” kata Presiden Direktur Watsons Indonesia, Lilis Mulyawati di acara pembukaan toko ke-113 di mal Senayan City Jakarta (3/5/2019).

Toko terbaru yang menempati area seluas 500 meter persegi ini menurut Lilis merupakan flagship store Watsons dengan konsep terbaru yang lebih futuristik.

“Kami istilahkan sebagai G8 yang semuanya serba digital. Kami memang mengolaborasikan antara offline dan online,” ujarnya.

Dengan konsep interior dan display yang terbaru ini, Lilis yakin para suplier lebih menyukai karena bisa menonjolkan produknya

“Sementara bagi konsumen juga dimudahkan dalam mencari produk yang dibutuhkannya,” papar Lilis.

Kompas.com/Lusia Kus Anna Presiden Direktur Watsons Indonesia, Lilis Mulyawati (kedua dari kanan) dalam acara pembukaan toko ke-113 di mal Senayan City Jakarta (3/5/2019).

Ia menjelaskan, saat ini terdapat sekitar 24.000 produk kesehatan, farmasi, dan kecantikan di Watsons. Beberapa produk juga tersedia eksklusif hanya di jaringan ritel ini.

Perubahan tren kecantikan yang sangat cepat, menurut dia, menuntut Watsons untuk selalu mengikuti tren dan kebutuhan pelanggan, termasuk memiliki keunikan dibanding kompetitor.

Pertumbuhan bisnis Watsons yang cepat, menurut Presiden Komisaris Watsons Indonesia, Yenny Wahid, bisa mencerminkan kondisi ekonomi negara yang terus membaik.

“Kita bersyukur ada kenaikan daya beli masyarakat. Pertumbuhan ekonomi makin baik. Terlihat dari apa yang dibeli konsumen, termasuk di kalangan perempuan, hal-hal yang dinilai kebutuhan sekunder, tapi cukup penting,” kata Yenny dalam acara yang sama.

Ia melanjutkan, Watsons memiliki komitmen menyediakan ruang untuk produk lokal. 

“Sehingga kami juga berkontribusi terhadap lapangan pekerjaan. Ada rantai produksi dan konsumsi untuk produk lokal,” katanya.