KOMPAS.com - Tepat pada hari Minggu (11/8/2019), umat Islam akan merayakan hari Raya Idul Adha. Momen ini biasanya diwarnai dengan penyembelihan dan pembagian hewan kurban.
Selain sapi, hewan kurban yang biasa disembelih adalah kambing.
Sayangnya, ada banyak mitos seputar daging kambing yang justru membuat banyak orang salah kaprah.
Nah, agar kita tidak salah memahami informasi seputar daging kambing, berikut empat mitos mengenai daging kambing yang tak harus kita percaya.
Banyak orang menghindari konsumsi daging kambing karena takut tensi darahnya naik. Mengonsumsi daging kambing sebenarnya tidak perlu terlalu dikhawatirkan karena kandungan lemak jenuh daging kambing yang jauh lebih rendah dari daging sapi dan ayam.
Lemak jenuh daging sapi pada umumnya berkisar sekitar 6 gram dan ayam mengandung hampir 2,5 gram lemak jenuh per porsinya.
Baca juga: 5 Ide Memasak Daging Kurban Selain Gulai dan Sate
Sementara itu, kadar lemak jenuh daging kambing hanya sekitar 0,71 gram per 100 gram berat daging.
Daging kambing justru kaya akan lemak tak jenuh, sekitar 1 gram per porsi, dibanding daging sapi atau ayam.
Lemak tak jenuh adalah jenis lemak baik yang membantu menyeimbangkan kadar kolesterol darah, mengurangi peradangan dalam tubuh, dan menstabilkan detak jantung.
Tekanan darah tinggi setelah makan daging kambing cenderung disebabkan oleh teknik memasak yang salah.
Olahan daging kambing di Indonesia seringnya digoreng dulu sebelum diolah lebih lanjut, atau dipanggang dan dibakar untuk sate dan kambing guling.
Memasak dengan cara digoreng, dibakar, atau dipanggang akan meningkatkan kalori makanan daripada versi mentahnya.
Ditambah lagi, mengolah daging dengan cara-cara ini seringnya membutuhkan banyak minyak goreng, mentega, atau margarin yang akan berubah jadi lemak dan diserap cukup banyak oleh daging.
Baca juga: Bingung Mengolah Daging Kurban, Berikut Resep Daging Tumis Kecap Jamur
Suhu panas ketika menggoreng atau memanggang membuat kandungan air di dalam makanan menguap hilang, dan digantikan posisinya dengan lemak yang berasal dari minyak.
Lemak yang terserap ke dalam daging kemudian menyebabkan makanan yang tadinya rendah kalori menjadi berkalori tinggi.