Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tantangan Orangtua Membesarkan Anak Generasi Alpha

Kompas.com - 22/11/2019, 19:00 WIB
Dian Reinis Kumampung,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

KOMPAS.com— Anak-anak yang lahir antara tahun 2010 sampai 2025 termasuk dalam generasi alpha. Mereka disebut-sebut sebagai generasi paling pintar. Tentu menjadi tantangan tersendiri bagi orangtua membesarkan generasi alpha.

Tak mudah memang membesarkan si kritis yang sangat tertarik dengan teknologi dan gawai ini.

Tantangan yang harus dihadapi orangtua dari anak alpha tentu beragam. Berikut adalah beberapa tantangan yang mungkin dihadapi orangtua saat menghadapi si kecil dari generasi alpha menurut psikolog Liza M Djaprie.

1. Mudah merasa tidak berfungsi tanpa internet, gadget maupun media sosial

2. Terekspose dengan dunia luar secara cepat di usia sangat dini melalui internet.

“Anak sudah bisa bilang tentang luar negeri atau kutub yang kita tidak pernah tahu,” ujar Liza dalam acara Indonesian Women’s Forum 2019 di Jakarta Selatan, Kamis(21/11/2019).

3. Sulit untuk menjalin hubungan interpersonal yang mendalam

Hal ini terjadi karena terlalu banyak waktu yang mereka habiskan di depan layar. Jadi sulit membuat mereka fokus dan cepat bosan.

Baca juga: Mengapa Generasi Milenial Berumur Lebih Pendek Ketimbang Generasi Lain?

4. Punya mental yang instan

Mental instan ini sebenarnya sudah di alami sejak era milenial. Karena mereka terbiasa menyelesaikan sesuatu dengan hanya satu klik. Daya juang anak bisa rendah, apalagi kalau orangtua tidak turut mengajarkan bahwa segala yang diinginkan anak haruslah melewati proses.

“Misalnya (bisa) diajarkan bahwa kalau menginginkan sesuatu, bisa menabung dahulu,” ungkap Liza.

5. Hubungan interpersonal cenderung dangkal

Sebenarnya, walaupun generasi alpha ini sangat menyukai gadget dan teknologi, mereka juga suka bermain di luar. Untuk menghindari hubungan interpersonal cenderung dangkal, orangtua bisa mengajak anak bermain di luar dengan teman sebayanya.

“Tapi ini susah jika orangtuanya millenial, introvert dan hanya di dalam rumah. Anak makin tidak terasah untuk kemana-mana. Sebagai orangtua kita harus aktif mengajak anak mengikuti aktivitas-aktivitas di luar,” kata Liza.

Orangtua juga harus mengajarkan anak tentang resolusi konflik. Sebagai contoh, saat anak sedang berkelahi atau bermasalah dengan temannya di sekolah, orangtua disarankan untuk tidak maju dan menyelesaikan permasalahan anak.

“Biarin saja, paling tanya saja sama anak, dan ajak dia mencari solusi untuk masalahnya dengan temannya,” ujar Liza.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com