KOMPAS.com - Ada pepatah lama dalam bahasa Inggris yang berbunyi "boys will always be boys."
Artinya, seorang laki-laki tidak akan pernah dewasa, berapa pun umurnya.
Ungkapan itu rasanya tepat jika melihat seberapa besar ketertarikan laki-laki terhadap mainan, mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, hingga yang rambutnya sudah dipenuhi uban.
Nah, salah satu jenis mainan yang relatif populer di kalangan laki-laki, -- khususnya di Indonesia, adalah mainan custom atau art toys.
Art toys adalah kreasi dalam membuat mainan dengan sentuhan tertentu yang menjadi ciri khas penciptanya.
Konon, fenomena art toys muncul pertama kali di Hongkong dan tersebar hingga Jepang dan Amerika, sebelum memasuki Indonesia di awal 2000-an.
Sudah banyak individu dan komunitas yang bergerak dalam bidang art toys, dengan ciri khasnya masing-masing.
Salah satunya adalah Mirfak Prabowo, pria yang berdomisili di kawasan Tangerang Selatan, Banten.
Ia sudah menghasilkan berbagai art toys sejak tahun 2008.
"Waktu itu saya pergi ke acara mainan, ada art toys yang menarik dan saya beli. Saya pun tertarik ingin bikin mainan sendiri, dari situ saya mulai iseng, coba-coba," tutur dia.
Alumni Fakultas Seni Seni Rupa dan Desain Jurusan Seni Lukis Institut Teknologi Bandung itu belajar membuat art toys secara otodidak, dengan dibantu oleh teman-temannya yang kuliah di jurusan berbeda.
Material yang digunakan oleh Mirfak adalah bahan resin yang dicetak dengan silikon.
"Untuk bikin master patung, saya pakai bahan epoxy clay, terus cetakannya dibikin pakai silikon, baru resin dituangkan ke cetakan silikon dan proses finishing."
Konsumen yang membeli art toys Mirfak sebagian besar menjadikan art toys tersebut sebagai koleksi pribadi.