Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyakit Jantung Penyebab Kematian Utama di Dunia

Kompas.com, 14 Desember 2020, 10:16 WIB
Gading Perkasa,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

Sumber WebMD

KOMPAS.com - Penyakit jantung masih menjadi pembunuh nomor satu di dunia. Menurut temuan terbaru, penyakit ini jadi penyebab sepertiga dari seluruh kematian yang ada di dunia pada tahun 2019. Jumlah kematiannya juga terus meningkat.

China memiliki jumlah kematian tertinggi akibat penyakit jantung di tahun lalu. Negara lain yang menempati peringkat di bawahnya adalah India, Rusia, Amerika Serikat, serta Indonesia.

Namun, negara seperti Perancis, Peru, dan Jepang memiliki angka kematian terendah karena penyakit jantung, enam kali lebih rendah dibandingkan tahun 1990.

Demikian temuan dari data selama 30 tahun terakhir.

Menurut peneliti, tiap negara perlu membuat program kesehatan masyarakat hemat biaya untuk mengurangi risiko penyakit jantung lewat perubahan perilaku dan gaya hidup.

Selama periode 1990-2019, kasus penyakit jantung membengkak hampir dua kali lipat, dari 271 juta menjadi 523 juta kasus.

Kemudian, angka kematian di periode tersebut juga meningkat, dari 12,1 juta menjadi 18,6 juta.

Baca juga: Mengapa Hipertensi Bisa Sebabkan Stroke dan Penyakit Jantung

Pada tahun 2019, sebagian besar kematian akibat penyakit jantung dikaitkan dengan penyakit jantung iskemik (masalah jantung yang dipicu penyempitan pembuluh darah arteri) dan stroke.

Dari angka kematian karena penyakit jantung di seluruh dunia yang didapat di tahun 2019 --yaitu 18,6 juta, proporsi pria yang meninggal dunia adalah 9,6 juta orang, sedangkan wanita sebanyak 8,9 juta orang.

Lebih dari 6 juta kematian terjadi pada orang berusia antara 30-70 tahun.

Temuan ini dipublikasikan di Journal of the American College of Cardiology pada 9 Desember lalu.

Penyakit kardivaskular, terutama jantung iskemik dan stroke menjadi pemicu utama kecacatan dan meningkatnya biaya perawatan kesehatan.

Studi juga mengungkap, ada peningkatan signifikan antara kematian akibat penyakit jantung dan kecacatan karena terkait penyakit tersebut dari 1990-2019. Angkanya meningkat dua kali lipat, menjadi 34,4 juta.

Baca juga: Bayi Gemuk Berisiko Tinggi Derita Gangguan Irama Jantung

"Pola global penyakit kardiovaskular memiliki implikasi signifikan untuk praktik klinis dan pengembangan kebijakan kesehatan masyarakat," kata penulis utama studi Dr Gregory Roth, profesor kardiologi di University of Washington, Seattle, AS.

Roth menambahkan, kasus umum penyakit ini meningkat akibat pertumbuhan populasi dan penuaan, terutama di Afrika Utara, Asia Barat, Asia Tengah, Asia Selatan, Asia Timur, Asia Tenggara, Amerika Latin dan Karibia.

"Pangsa penduduk yang lebih tua diproyeksikan meningkat dua kali lipat antara tahun 2019-2050," tambahnya.

Ia menyerukan pentingnya memerhatikan kesehatan jantung dan hidup lebih sehat seiring bertambahnya usia.

"Waktunya tiba untuk menerapkan strategi yang layak dan terjangkau dalam pencegahan dan pengendalian CVD dan memantau hasilnya," kata Roth.

Baca juga: Ini Penyebab Stroke Juga Bisa Terjadi di Usia Muda

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Tak Ambisi Kurus, Rosa Sukses Turun Berat Badan dengan Gaya Hidup Sehat
Tak Ambisi Kurus, Rosa Sukses Turun Berat Badan dengan Gaya Hidup Sehat
Wellness
Bukan Jarang Bertengkar, Ini Satu Tanda Hubungan Sehat yang Sering Terlewat Menurut Psikolog
Bukan Jarang Bertengkar, Ini Satu Tanda Hubungan Sehat yang Sering Terlewat Menurut Psikolog
Relationship
Lebih Ringan dan Resposif, Puma Andalkan Teknologi Nitrofoam untuk Sepatu Lari
Lebih Ringan dan Resposif, Puma Andalkan Teknologi Nitrofoam untuk Sepatu Lari
Wellness
Mengenal Hydroxyapatite, Kandungan Pasta Gigi yang Bisa Memperkuat Enamel
Mengenal Hydroxyapatite, Kandungan Pasta Gigi yang Bisa Memperkuat Enamel
Wellness
Michael Kors Hadirkan Nuansa Liburan Musim Dingin yang Glamour
Michael Kors Hadirkan Nuansa Liburan Musim Dingin yang Glamour
Fashion
Tips Memilih Pasta Gigi yang Aman, Termasuk Pilih yang Bisa Mencegah Plak
Tips Memilih Pasta Gigi yang Aman, Termasuk Pilih yang Bisa Mencegah Plak
Wellness
Rita Berhasil Turunkan Berat Badan Tanpa Olahraga Berat, Dimulai dari Mengubah Pola Makan
Rita Berhasil Turunkan Berat Badan Tanpa Olahraga Berat, Dimulai dari Mengubah Pola Makan
Wellness
Bisakah Obat Kumur dan Benang Floss Menggantikan Pasta Gigi?
Bisakah Obat Kumur dan Benang Floss Menggantikan Pasta Gigi?
Wellness
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Wellness
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Fashion
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Parenting
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
Wellness
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
Wellness
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Fashion
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Wellness
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau