Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 27/05/2021, 20:00 WIB
Sekar Langit Nariswari,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Tahi lalat sering dianggap hanya sebagai tanda lahir yang tidak berbahaya bagi kulit.

Namun sebenarnya kondisinya bisa bervariasi dan mungkin membutuhkan penanganan yang berbeda.

Tahi lalat merupakan bintik kehitaman di permukaan kulit yang berwarna coklat atau kehitaman.

Baca juga: Menurut Orang Tiongkok, Ini Arti Tahi Lalat di 7 Bagian Tubuh

Kondisi ini merupakan hasil dari sel penghasil zat warna atau pigmen kulit bernama melanosit dalam jumlah banyak.

Bentuk, ukuran dan teksturnya juga beragam serta berlainan pada setiap orang. Ada yang datar, menonjol, bulat, kasar, halus sampai berbulu pada titik tahi lalat di tubuhnya.

Jumlahnya juga bervariasi meskipun biasanya dipengaruhi oleh faktor genetik.

Ada orang yang menganggap tanda lahir ini sebagai pemanis untuk penampilannya namun banyak pula yang khawatir dan menganggap berbahaya.

Henry Tanojo Sp.KK, spesialis kulit dan kelamin mengatakan perlu pemeriksaan oleh ahlinya untuk menentukan ganas atau tidaknya.

Caranya dengan pemeriksaan patologi atau biopsi yang memungkinkan sel tahu lalat tersebut dilihat di bawah mikroskop.

Baca juga: Ini Tanda Tahi Lalat Balita Harus Diperiksakan ke Dokter

"Namun secara keseharian, penting bagi kita untuk melakukan pemeriksaan kulit secara rutin untuk memastikannya," ujar dia seperti dikutip dari akun Instagram pribadinya @henry.md.

Metode pemeriksaan sendiri ini bisa dilakukan dengan prinsip "ABCDE" yang bisa diuraikan menjadi:

  • A-symmetry

Tahi lalat yang secara kasat mata bentuknya tidak simetris harus diwaspadai. Maksudnya bentuk separuh dari tanda kulit tersebut berbeda dengan sisi lainnya.

Contohnya bentuk yang tidak beraturan atau tidak bulat sempurna.

  • B-order

Tahi lalat yang tidak berbahaya seharusnya memiliki garis tepi yang rata dan tampak jelas.

Sebaliknya, andeng-andeng dengan sisi tepi yang tidak tegas, tidak rapi, bergerigi, dan tidak jelas batasannya harus diwaspadai.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com