Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Serba-serbi Hipertensi, Gejala hingga Pencegahannya

Kompas.com - 03/04/2023, 07:00 WIB
Gading Perkasa,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Masalah tekanan darah tinggi atau hipertensi yang tidak ditangani dengan benar bisa berdampak pada jantung dan sirkulasi yang memengaruhi paru-paru, otak, serta organ lain.

Sayangnya, tekanan darah tinggi adalah sebuah kondisi yang sering kali jarang disadari, sampai akhirnya berkembang menjadi lebih parah.

Dilaporkan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC), tekanan darah tinggi atau hipertensi dapat meningkatkan risiko terkena penyakit jantung dan stroke yang menjadi penyebab utama kematian di AS.

Baca juga: Hubungan antara Kurang Tidur dan Hipertensi

"Pada 2020, lebih dari 670.000 kematian di Amerika Serikat dikaitkan dengan hipertensi sebagai penyebab utama atau penyumbang," demikian laporan CDC.

Penting untuk memeriksa tekanan darah secara teratur dengan mengunjungi dokter karena ini adalah satu-satunya cara untuk mengetahui apakah kita memiliki kondisi tersebut atau tidak.

Hipertensi bisa dialami siapa pun di usia berapa pun

Dr Bayo Curry-Winchell, Direktur Medis dan dokter gawat darurat di Carbon Health and Saint Mary Hospital, menjelaskan, tekanan darah tinggi atau hipertensi dapat memengaruhi siapa saja di segala usia.

"Ada beberapa faktor yang meningkatkan risiko terkena penyakit ini, seperti usia, riwayat keluarga, merokok, dan gaya hidup yang tidak aktif," sebut dia.

Baca juga: Awas, Minum Kopi Tingkatkan Risiko Kematian pada Pasien Hipertensi

Menurut CDC, tekanan darah tinggi tidak hanya terjadi pada orang lanjut usia.

Hampir satu dari empat orang dewasa berusia 20-44 tahun memiliki tekanan darah tinggi.

Tekanan darah tinggi menjadi penyebab utama stroke, yang semakin meningkat di kalangan orang muda.

Para ahli berpendapat, peningkatan risiko stroke pada kelompok usia tersebut adalah hasil dari meningkatnya obesitas, tekanan darah tinggi, dan diabetes tipe 2. Kondisi itu sebenarnya bisa dicegah dan diobati.

CDC juga melaporkan, tekanan darah tinggi berhubungan dengan risiko demensia atau kehilangan fungsi kognitif.

Baca juga: 5 Minuman Penurun Tekanan Darah bagi Penderita Hipertensi

Ada bukti yang menunjukkan bahwa tekanan darah tinggi yang tidak terkendali di usia 44-66 tahun meningkatkan risiko demensia di kemudian hari.

Oleh karena itu, penting untuk mulai memeriksa tekanan darah sejak dini dan berupaya mengelola tekanan darah tinggi.

2. Gejala hipertensi

Menurut CDC, tekanan darah di angka 130/80 mm Hg atau lebih sudah dianggap sebagai hipertensi.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com