KOMPAS.com - Kasus rabies yang terjadi di sejumlah daerah memicu kekhawatiran para orangtua.
Apalagi, beberapa korbannya mendapatkan rabies akibat gigitan hewan peliharaannya baik anjing maupun kucing.
Baca juga: Dompu KLB Rabies, Balita Dirawat Usai Digigit Kucing
Selama ini, banyak yang mengira jika risiko rabies hanya berkaitan dengan hewan liar yang tidak dipelihara dengan baik.
Rabies adalah salah satu penyakit zoonosis tertua, disebabkan oleh Lyssavirus yang bisa menyerang saraf dan otak.
Penyakit ini bisa menular pada hewan berdarah panas seperti anjing, kucing, kera, sapi, kerbau, dll.
"Akan tetapi, yang paling sering, sekitar 90 persen penularan rabies adalah anjing sisanya kera, kucing," terang dokter hewan jebolan Universitas Gadjah Mada, drh. Maya Fajar Puspita.
Baca juga: Kenali Apa Itu Rabies, Penyebab, Penularan, Gejala, dan Pengobatannya
Umumnya, rabies ditularkan kepada manusia lewat gigitan, cakaran, dan jilatan pada kulit yang luka oleh hewan yang terinfeksi.
Risiko penularan berlaku pula hewan peliharaan yang tidak pernah keluar rumah dan asupan makannya terjaga.
Oleh sebab itu, vaksinasi rabies menjadi cara pencegahan utama yang bisa dilakukan pemilik hewan peliharaan.
"Hewan peliharaan yang full indoor dan makannya terjaga juga tetap harus vaksinasi rabies karena virus bisa datang dari mana saja," terang Dokter Maya, yang juga tenaga kesehatan di Puskeswan Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat.
Baca juga: 8 Fakta Rabies yang Perlu Dipahami, Kucing Juga Bisa Jadi Pembawa
"Vaksinasi juga demi melindungi hewan peliharaan dan pemiliknya karena sifatnya fatal."
Adapun, vaksinasi rabies untuk Hewan Penular Rabies (HPR), seperti kucing dan anjing, bisa dilakukan sejak usia tiga bulan.
Setelah itu, vaksinasi rabies bisa diulang setiap satu tahun sekali untuk perlindungan yang optimal.
"Tidak dibatasi sampai umur berapa dan dilakukan setahun sekali," jelas Dokter Maya, saat berbincang dengan Kompas.com, hari ini.
Sayangnya, tidak semua pemilik hewan peliharaan menyadari pentingnya vaksinasi rabies meskipun edukasi terhadap publik sudah cukup intensif.
Baca juga: Memahami Cara Kerja Vaksin Rabies dan Efek Sampingnya