KOMPAS.com - Kaum laki-laki lebih sering digambarkan sebagai pelaku perselingkuhan.
Namun bukan berarti perempuan sebenarnya cenderung lebih setia dalam menjaga hubungannya.
Riset The Kinsey Institute di Indiana University mendapati jika tidak ada perbedaan gender yang signifikan dalam kasus perselingkuhan.
Baca juga: Buat Perempuan, Selingkuh Bisa Menyelamatkan Perkawinan
Bahkan, persentase perempuan selingkuh cenderung meningkat beberapa tahun belakangan sementara laki-laki tetap stagnan.
Kecenderungan perempuan selingkuh dinilai berkaitan dengan perkembangan perspektif yang membuat Kaum Hawa kini lebih mandiri.
Mereka kini memiliki posisi yang lebih baik untuk mencari kepuasan emosional dan seksual yang hilang dalam hubungannya, lewat perselingkuhan.
"Sebelumnya, pernikahan adalah kendaraan untuk membesarkan keluarga dan menjaga keuangan. Sekarang, perempuan mengharapkan kebahagiaan, seks yang baik, sahabat, dan lebih dari itu," jelas terapis pernikahan dan seks Angela Skurtu M.Ed, LMFT.
Baca juga: 3 Alasan Selingkuh Menurut Sains, Stres hingga Urusan Seksual
Berikut adalah sejumlah alasan perempuan selingkuh, menurut pendapat para terapis dan riset.
Permulaannya adalah perasaan tidak puas pada hubungan, pasangan maupun kondisi yang dijalani.
Beberapa juga menjadikan selingkuh sebagai katalisator untuk mengakhiri hubungan mereka saat ini.
Baca juga: Studi: Sering Dimanfaatkan Pasangan Akan Merusak Kepuasan Hubungan
Hal ini membuat perempuan mencari perhatian dan validasi dari sumber eksternal selain pasangan sahnya.
Baca juga: Cara Menghargai Diri Sendiri, untuk Self-Esteem yang Sehat
Perempuan yang selingkuh menjadikan hubungan gelapnya untuk memberi validasi atas nilai atau keinginannya agar merasa berharga.
Laki-laki cenderung selingkuh karena kebutuhan seksual sedangkan perempuan didorong faktor emosional.
Misalnya keinginan akan percakapan, empati, rasa hormat, pengabdian, pemujaan, dukungan dan hal lain yang tidak didapat dari pasangannya.
Baca juga: Kenali, Beda Selingkuh Emosional Vs Selingkuh Fisik