Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Laurentius Purbo Christianto
Dosen

Dosen Fakultas Psikologi Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya

Hormon Cinta di Balik Pengantin Wanita yang Kabur dengan Mantan

Kompas.com - 16/07/2023, 07:16 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

PERISTIWA seorang pengantin wanita, yang menghilang sehari setelah akad nikah, sempat ramai dibicarakan.

Setelah dicari oleh keluarga selama kurang lebih seminggu, sang pengantin wanita telah ditemukan. Ternyata pengantin wanita ini pergi menemui mantan pacar, kemudian kabur bersamanya.

Pengantin wanita ternyata telah berhubungan dengan sang mantan selama 4 tahun, sedangkan hubungan dengan sang suami (pengantin pria) baru terjalin 5 bulan.

Saat memutuskan untuk menikah, sang pengantin wanita ternyata belum move on (dengan bahasa kekinian) dari sang mantan.

Belum move on dari mantan pacar sebenarnya fenomena umum. Salah satu dari kita mungkin pernah mengalami atau masih mengalami.

Seseorang yang belum move on akan sulit melupakan atau bahkan masih berharap dengan sang mantan pacar. Sebenarnya rasa semacam ini juga umum dirasakan saat kita kehilangan keluarga atau pasangan yang kita kasihi.

Lalu apa yang sebenarnya terjadi secara psikologis di balik seseorang yang belum move on dari mantan pacar? Kenapa ada mantan yang susah dilupakan?

Neuropsikologi menemukan bahwa jatuh cinta terkait dengan keluarnya hormon dopamin, oksitosin, dan norepinefrin.

Saat kita melihat seseorang yang kita anggap menarik, otak kita melepaskan hormon-hormon ini, sehingga kita merasa senang, gembira, dan memiliki keterikatan. Kehadiran hormon-hormon ini membuat kita merasa nyaman.

Dopamin adalah neurotransmiter (senyawa kimia yang dilepaskan sel saraf untuk berkomunikasi dengan sel saraf lain) yang berperan dalam sistem penghargaan otak.

Dopamin dilepaskan ketika kita melakukan sesuatu yang menyenangkan, seperti saat beraktivitas bersama orang yang kita cintai.

Dopamin membuat kita fokus dan termotivasi dengan orang yang kita jatuhi cinta. Pada saat jatuh cinta, otak melepaskan dopamin dalam jumlah besar; membuat kita terus memikirkan orang yang kita cintai dan ingin terus menghabiskan waktu bersama mereka.

Oksitosin biasa disebut dengan “hormon cinta”, karena berperan dalam pembentukan ikatan sosial dan ikatan romantis. Hormon ini diproduksi oleh hipotalamus dan dilepaskan oleh kelenjar pituitari.

Oksitosin dikeluarkan saat kita melakukan aktivitas yang melibatkan kontak fisik dengan orang lain, seperti berpegangan tangan, berpelukan, berciuman, atau berhubungan badan.

Oksitosin juga dapat keluar saat kita mendengar suara orang yang kita cintai. Di luar ini, oksitosin sebenarnya juga berperan penting bagi wanita dalam proses persalinan dan menyusui.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com