Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Hormon Cinta di Balik Pengantin Wanita yang Kabur dengan Mantan

Setelah dicari oleh keluarga selama kurang lebih seminggu, sang pengantin wanita telah ditemukan. Ternyata pengantin wanita ini pergi menemui mantan pacar, kemudian kabur bersamanya.

Pengantin wanita ternyata telah berhubungan dengan sang mantan selama 4 tahun, sedangkan hubungan dengan sang suami (pengantin pria) baru terjalin 5 bulan.

Saat memutuskan untuk menikah, sang pengantin wanita ternyata belum move on (dengan bahasa kekinian) dari sang mantan.

Belum move on dari mantan pacar sebenarnya fenomena umum. Salah satu dari kita mungkin pernah mengalami atau masih mengalami.

Seseorang yang belum move on akan sulit melupakan atau bahkan masih berharap dengan sang mantan pacar. Sebenarnya rasa semacam ini juga umum dirasakan saat kita kehilangan keluarga atau pasangan yang kita kasihi.

Lalu apa yang sebenarnya terjadi secara psikologis di balik seseorang yang belum move on dari mantan pacar? Kenapa ada mantan yang susah dilupakan?

Neuropsikologi menemukan bahwa jatuh cinta terkait dengan keluarnya hormon dopamin, oksitosin, dan norepinefrin.

Saat kita melihat seseorang yang kita anggap menarik, otak kita melepaskan hormon-hormon ini, sehingga kita merasa senang, gembira, dan memiliki keterikatan. Kehadiran hormon-hormon ini membuat kita merasa nyaman.

Dopamin adalah neurotransmiter (senyawa kimia yang dilepaskan sel saraf untuk berkomunikasi dengan sel saraf lain) yang berperan dalam sistem penghargaan otak.

Dopamin dilepaskan ketika kita melakukan sesuatu yang menyenangkan, seperti saat beraktivitas bersama orang yang kita cintai.

Dopamin membuat kita fokus dan termotivasi dengan orang yang kita jatuhi cinta. Pada saat jatuh cinta, otak melepaskan dopamin dalam jumlah besar; membuat kita terus memikirkan orang yang kita cintai dan ingin terus menghabiskan waktu bersama mereka.

Oksitosin biasa disebut dengan “hormon cinta”, karena berperan dalam pembentukan ikatan sosial dan ikatan romantis. Hormon ini diproduksi oleh hipotalamus dan dilepaskan oleh kelenjar pituitari.

Oksitosin dikeluarkan saat kita melakukan aktivitas yang melibatkan kontak fisik dengan orang lain, seperti berpegangan tangan, berpelukan, berciuman, atau berhubungan badan.

Oksitosin juga dapat keluar saat kita mendengar suara orang yang kita cintai. Di luar ini, oksitosin sebenarnya juga berperan penting bagi wanita dalam proses persalinan dan menyusui.

Norepinefrin adalah hormon yang juga berperan sebagai neurotransmiter. Hormon ini dapat membuat kita bahagia hanya jika dikeluarkan dalam jumlah sedikit.

Saat kita stres dan cemas, norepinefrin akan dikeluarkan dalam jumlah banyak, membuat jantung berdetak lebih cepat, tekanan darah meningkat, dan pernapasan juga lebih cepat.

Ini mungkin yang membuat jantung kita berdebar-debar saat kita melihat seseorang yang kita puja dan kagumi.

Hal menarik, tubuh manusia mengingat rasa nyaman yang dirasakan saat hormon-hormon yang terkait dengan jatuh cinta itu muncul.

Bayangkan jika kita menjalin hubungan dalam waktu lama, dengan seseorang yang kita cintai, maka untuk sekian lama tubuh kita telah merasakan berbagai rasa nyaman tersebut saat hormon-hormon itu dikeluarkan.

Hormon-hormon ini dapat membangun "jalur saraf kebahagiaan" di otak kita. Ketika kita melihat atau memikirkan orang yang kita cintai, jalur saraf ini akan aktif dan melepaskan kembali hormon-hormon tersebut.

Jalur-jalur saraf inilah yang membentuk harapan, kenangan, kebahagiaan, ingatan, dan rasa berbunga-bunga yang ada saat jatuh cinta.

Jalur saraf kebahagian ini dibangun oleh waktu dan intensitas. Semakin lama hubungan yang terjadi, maka jalur-jalur saraf kebahagiaan ini semakin banyak.

Semakin banyak terjadi peristiwa yang bermakna, maka jalur saraf seperti ini juga akan semakin banyak.

Jika hubungan intim kita dengan seseorang tidak cukup lama, maka tidak akan banyak jalur-jalur saraf kebahagiaan yang terbangun. Situasi seperti ini akan membuat orang mudah move on.

Sebaliknya jika hubungan sebelumnya telah berlangsung lama, serta dibumbui dengan berbagai peristiwa bermakna, maka akan lebih sulit untuk move on.

Semakin lama kita menjalin hubungan dengan mantan, semakin besar harapan yang pernah kita sematkan, dan semakin banyak peristiwa bermakna yang telah dilalui bersama, maka semakin sulit kita untuk move on.

Akan sangat menyakitkan jika harus menghancurkan berbagai jalur kebahagiaan yang sudah ada; maka akan lebih baik jika kita fokus membangun jalur-jalur kebahagiaan yang baru.

Mustahil untuk menghilangkan semua kenangan akan orang-orang yang pernah singgah dalam otak kita, tetapi tidak mustahil untuk kita membangun ingatan-ingatan baru yang lebih bermakna.

Kisah pengantin wanita yang kabur dengan mantan memberi pelajaran. Pertama, menikah tidak selalu terkait dengan cinta.

Kedua, komitmen untuk membangun hubungan intim dengan orang baru perlu dibangun dalam jangka waktu "lama" dan disokong oleh harapan dan berbagai peristiwa bermakna.

Ketiga, karena "lama", harapan, dan makna itu sangat subyektif bagi setiap orang, maka keikhlasan dan kemauan seseorang untuk melepaskan mantan akan sangat menentukan keberhasilan move on.

https://lifestyle.kompas.com/read/2023/07/16/071629720/hormon-cinta-di-balik-pengantin-wanita-yang-kabur-dengan-mantan

Terkini Lainnya

Bukan Jarang Bertengkar, Ini Satu Tanda Hubungan Sehat yang Sering Terlewat Menurut Psikolog
Bukan Jarang Bertengkar, Ini Satu Tanda Hubungan Sehat yang Sering Terlewat Menurut Psikolog
Relationship
Lebih Ringan dan Resposif, Puma Andalkan Teknologi Nitrofoam untuk Sepatu Lari
Lebih Ringan dan Resposif, Puma Andalkan Teknologi Nitrofoam untuk Sepatu Lari
Wellness
Mengenal Hydroxyapatite, Kandungan Pasta Gigi yang Bisa Memperkuat Enamel
Mengenal Hydroxyapatite, Kandungan Pasta Gigi yang Bisa Memperkuat Enamel
Wellness
Michael Kors Hadirkan Nuansa Liburan Musim Dingin yang Glamour
Michael Kors Hadirkan Nuansa Liburan Musim Dingin yang Glamour
Fashion
Tips Memilih Pasta Gigi yang Aman, Termasuk Pilih yang Bisa Mencegah Plak
Tips Memilih Pasta Gigi yang Aman, Termasuk Pilih yang Bisa Mencegah Plak
Wellness
Rita Berhasil Turunkan Berat Badan Tanpa Olahraga Berat, Dimulai dari Mengubah Pola Makan
Rita Berhasil Turunkan Berat Badan Tanpa Olahraga Berat, Dimulai dari Mengubah Pola Makan
Wellness
Bisakah Obat Kumur dan Benang Floss Menggantikan Pasta Gigi?
Bisakah Obat Kumur dan Benang Floss Menggantikan Pasta Gigi?
Wellness
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Wellness
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Fashion
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Parenting
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
Wellness
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
Wellness
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Fashion
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Wellness
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Beauty & Grooming
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com