Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Singapura Hadapi Krisis Penyakit Ginjal, Pasien Tak Sadar Gejalanya

Kompas.com - 28/07/2023, 17:27 WIB
Lusia Kus Anna

Editor

KOMPAS.com - Singapura sedang menghadapi krisis penyakit gagal ginjal. Dalam beberapa tahun terakhir terjadi lonjakan kasus.

Ada 9.000 pasien di Negeri Singa yang terdiagnosis penyakit ini. Namun para ahli menduga ini adalah puncak gunung es, ada lebih dari 300.000 orang yang menderita penyakit ginjal kronik, yang bisa berkembang jadi gagal ginjal.

Dokter kepala departemen ginjal di Tan Tock Seng Hospital (TTSH), Yeo See Cheng mengatakan, jumlah kasus yang besar tersebut hanyalah yang sudah terdeteksi.

"Untuk setiap 10 kasus yang terdiagnosis, diperkirakan ada 5-7 orang yang tidak menyadari mereka menderita penyakit ini," kata Cheng seperti dikutip dari CNA.

Penyakit gagal ginjal kronik yang tidak diobati dapat menyebabkan gagal ginjal yang membuat penderitanya harus menjalani cuci darah (dialisis).

Baca juga: 7 Gejala Penyakit Ginjal, Mudah Lelah hingga Pipis Berbusa

Cheng memperkirakan ada 200.000 lebih orang Singapura yang belum menyadari ginjal mereka bermasalah.

"Implikasinya dalam beberapa tahun ke depan, jika tidak ada perubahan, pusat dialisis akan kehabisan tempat untuk pasien baru," ujarnya.

Penyakit ginjal kronis pembunuh senyap

Yayasan Ginjal Nasional (NKF) Singapura merilis data, Singapura menempati peringkat ke-6 dunia dengan prevalensi tertinggi kasus gagal ginjal, peringkat 3 untuk temuan baru gagal ginjal kronis, dan peringkat tertinggi gagal ginjal yang disebabkan karena diabetes.

Mitos tentang penyakit ginjaliStockphoto/Marcela Ruth Romero Mitos tentang penyakit ginjal

Yeo menyebutkan, penyakit gagal ginjal adalah pembunuh dalam senyap karena seringkali pasien tidak menyadari gejalanya sebelum semuanya terlambat.

Sekitar sepertiga dari pasien yang dilihat Yeo tidak menyadari bahwa ginjal mereka dalam kondisi buruk sampai terlambat.

Baca juga: Apakah Penyakit Ginjal Bisa Sembuh? Simak Penjelasan Ahli Berikut…

Mereka biasanya "mendarat" di bagian kecelakaan dan unit gawat darurat, entah dengan kaki yang terlalu bengkak atau perut gatal yang tak terpuaskan.

"Pada stadium awal atau masih gagal ginjal kronis, pasien tak merasakan gejala. Mereka merasa normal dan sehat, walau fungsi ginjalnya terus menurun," katanya.

Penyakit gagal ginjal kronis biasanya disebabkan karena penyakit diabetes, hipertensi, peradangan, atau faktor genetik. Penyakit ini bisa menyebabkan sel-sel ginjal mati dan tidak bisa meregenerasi.

Karena ginjal mengalami kerusakan, fungsi utamanya dalam menyaring racun dan kelebihan cairan di tubuh jadi terganggu.

Kepala Singapore General Hospital, Tan Chieh Suai, menjelaskan pasien gagal ginjal kronis bisa merasa dirinya baik-baik saja selama tahunan, karena proses kematian sel-selnya berjalan pelan.

Ketika ginjal makin lemah, racun-racun dalam tubuh makin sulit disaring dan menumpuk di tubuh. Baru kemudian gejala-gejala mulai dirasakan. Sayangnya, saat gejala muncul itu sudah di stadium lima gagal ginjal kronis.

Baca juga: Kenapa Hipertensi Bisa Menyebabkan Gagal Ginjal?

Cek kesehatan berkala

Satu-satunya cara untuk mendeteksi atau "menangkap" si pembunuh dalam senyap ini adalah dengan melakukan pemeriksaan kesehatan berkala, termasuk cek darah dan urine.

Tes urine diperlukan untuk melacak adanya darah atau protein dalam urine yang menunjukkan apakah fungsi ginjal masih normal atau tidak.

"Tes darah diperlukan untuk melihat ada tidaknya kreatinin, indikator dari racun di tubuh. Ini juga jadi penanda apakah fungsi ginjal berjalan baik," kata dokter Tan Chieh Suai.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com