KOMPAS.com - IQ (Intelligence Quotient) dikembangkan untuk mengukur kecerdasan intelektual seseorang. IQ bahkan digunakan untuk menggambarkan potensi seseorang dalam kehidupan dan mendiagnosis cacat intelektual tertentu.
Biasanya, IQ seseorang diukur dengan menggunakan tes standar yang diberikan oleh psikolog berlisensi.
Berdasarkan Wechsler Adult Intelligence Scale (WAIS) dan Stanford-Binet Intelligence Scales, klasifikasi skor IQ rata-rata adalah antara 90-109.
Skor IQ di antara 110-119 dianggap sebagai skor IQ yang tinggi. Sementara, Skor IQ di bawah 70-75 umumnya dianggap sebagai tanda cacat intelektual.
Di Indonesia sendiri, rata-rata IQ penduduknya adalah 78,49. Dengan skor tersebut, Indonesia menempati urutan ke-130 dari 199 negara yang diuji.
Baca juga: Apa yang Dimaksud dengan IQ dan Berapa Skor Rata-ratanya?
Lalu apakah IQ bisa ditingkatkan? Bagaimana caranya?
Kegiatan yang melibatkan latihan daya ingat, penalaran, dan bahasa dapat memiliki dampak positif pada perkembangan kecerdasan.
Latihan memori, khususnya melalui permainan dan aktivitas yang menantang, telah terbukti memiliki manfaat yang meluas untuk perkembangan kognitif.
Permainan yang bisa dicoba adalah jigsaw puzzle, teka-teki silang, permainan kartu dan sudoku.
Kontrol eksekutif adalah kemampuan yang sangat penting dalam mengelola aktivitas kognitif yang kompleks. Ini melibatkan kemampuan untuk merencanakan, mengatur, mengalihkan perhatian, mengambil keputusan, dan mengevaluasi hasil.
Aktivitas yang melibatkan pelatihan kontrol eksekutif meliputi scrabble, pictionary, lampu merah, lampu hijau dan permainan asah otak.
Baca juga: 7 Langkah Meningkatkan IQ, Sudah Terbukti secara Ilmiah
Penalaran visuospasial melibatkan kemampuan untuk memahami, memanipulasi, dan menginterpretasikan informasi visual dan spasial.
Ini mencakup kemampuan untuk memahami bentuk, pola, hubungan spasial antara objek, serta memvisualisasikan objek dalam ruang tiga dimensi.
Penalaran visuospasial adalah aspek penting dalam perkembangan kognitif dan memiliki keterkaitan yang kuat dengan kemampuan kognitif lainnya, termasuk skor tes IQ.
Aktivitas yang melibatkan pelatihan visual dan spasial meliputi labirin, kegiatan sudut pandang, membangun model 3D, membentuk prisma yang dilipat.