KOMPAS.com - 85 tahun yang lalu, para peneliti di Universitas Harvard memulai Study of Adult Development untuk mengidentifikasi pilihan gaya hidup mana yang membuat orang bahagia sepanjang hidupnya.
Penelitian menyeluruh ini terdiri dari beberapa studi, termasuk Grant Study yang mengikuti "268 lulusan Harvard dari angkatan 1939-1944," selama lebih dari 80 tahun.
Demikian informasi yang didapat menurut situs yang menyimpan informasi tentang riset tersebut.
Disebutkan, di kemudian hari para peserta ditempatkan dalam dua kategori, yakni "Bahagia-Sehat" dan "Sedih-Sakit."
Baca juga: 5 Rahasia Sehat dan Bahagia dari Penyintas Kanker Berumur 85 Tahun
"Grant study menemukan, ada tujuh kebiasaan yang membuat seseorang menjadi bahagia dan sehat di usia lanjut, bukannya berakhir dengan sedih dan sakit," demikian yang tertulis dalam mata kuliah mengelola kebahagiaan di Harvard.
Berikut ini adalah perilaku yang tampaknya mengarah pada kehidupan yang bahagia dan sehat, berdasarkan temuan riset tersebut.
Baca juga: Panduan Menjalani Slow Living di Akhir Pekan agar Hidup Lebih Bahagia
Para peserta yang terlibat dalam penelitian mengisi kuesioner tentang aspek-aspek kehidupan mereka, seperti kesehatan mental dan kualitas perkawinan setiap dua tahun sekali.
Mereka juga menyerahkan informasi kesehatan setiap lima tahun, dan diwawancarai setiap 5-10 tahun demi mendokumentasikan informasi yang lebih mendalam.
"Menua dengan bahagia dan sehat, bukannya sedih dan sakit, setidaknya berada di bawah kendali pribadi."
Demikian pernyataan dari Dr. George E. Vaillant, mantan direktur dan salah satu perintis penelitian ini, kepada Harvard Gazette pada tahun 2001.
"Kita memiliki kendali yang cukup besar atas berat badan, olahraga, pendidikan, dan penyalahgunaan rokok dan alkohol," tambah Vaillant.
Baca juga: 9 Cara Menjadi Lebih Bahagia Tanpa Tergantung Orang Lain
"Dengan kerja keras dan/atau terapi, hubungan kita dengan pasangan dan gaya mengatasi masalah dapat diubah menjadi lebih baik."
"Masa tua yang sukses mungkin tidak terlalu bergantung pada bintang dan gen kita, melainkan pada diri kita sendiri," sebut dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.