Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Itu Slow Living dan Manfaatnya untuk Kebahagiaan Diri

Kompas.com - 19/07/2023, 08:00 WIB
Sekar Langit Nariswari

Penulis

Sumber Byrdie

KOMPAS.com - Praktik slow living belakangan sedang jadi pembahasan di Twitter.

Hal ini berawal dari wawancara aktris senior Lulu Tobing yang menyebut dirinya sebaga pribadi yang tidak ambisius dalam hidup.

"Hidup gue slow banget deh, gue enggak kompetitif orangnya, gue tidak ambisius, gue slow, slow banget," ujarnya saat diwawancara di konten YouTube Melaney Ricardo.

Baca juga: Lulu Tobing Hentikan Kebiasaan Merokok dan Beberkan Tips Awet Muda di Usia 45 Tahun

Sejumlah pengguna Twitter lalu melontarkan berbagai pendapatnya termasuk mencontohkan slow living versinya masing-masing.

Apa itu slow living?

Slow living adalah gaya hidup lambat yang menekankan pada kedamaian diri tanpa terlalu banyak terpaku pada pencapaian tertentu.

"Slow living adalah pendekatan sadar terhadap kehidupan yang melibatkan hidup lebih lambat sehingga Anda dapat menghargai setiap momen dan memprioritaskan apa yang penting dalam hidup," kata Dr. Jenelle Kim, pakar pengobatan China dan herba.

Cara hidup seperti ini jauh dari normalisasi masyarakat modern yang didominasi dengan persaingan ketat dalam berbagai bidang.

Baca juga: Cara Menerapkan Slow Living di Keseharian Tanpa Perlu Jadi Orang Kaya

"Kita telah diberitahu untuk percaya bahwa kita perlu bekerja keras untuk menerima hadiah apa pun," kata Alyse Bacine, seorang mentor spiritual dan praktisi pernapasan.

Akan tetapi, slow living mengajak kita untuk mencoba cara berpikir baru yang memungkinkan untuk menerima dan mengalami semua yang ditawarkan kehidupan sepenuhnya.

"Itu didasarkan pada memilih kebahagiaan kita daripada hal lain," jelas Bacine.

Konsep hidup berkesadaran ini belakangan memang main populer berkat media sosial.

Namun Kim mengatakan jika slow living sebenarnya sudah eksis dalam banyak masyarakat dan budaya selama berabad-abad.

Ia juga mengatakan, pandemi Covid-19 berkontribusi pada popularitas gaya hidup ini karena memaksa banyak orang untuk memperlambat dan mengevaluasi kembali prioritasnya.

Baca juga: Ayah Lebih Banyak Luangkan Waktu Bersama Anak Selama Pandemi

Pandemi memberi banyak orang gambaran sekilas tentang manfaat hidup yang lebih lambat.

Pasalnya, banyak orang sebenarnya mengalami kelelahan fisik maupun mental akibat tekanan, kesibukan dan stres yang terus-menerus.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com