KOMPAS.com - Konsep slow living dipercaya bisa membuat seseorang lebih tenang dan bahagia dalam menjalani hidupnya.
Kita tak lagi terburu-buru, dikejar target tertentu dan menikmati hidup dengan lebih menyeluruh sekaligus bermakna.
Baca juga: Apa Itu Slow Living dan Manfaatnya untuk Kebahagiaan Diri
Tak hanya soal menjalani rutinitas, prinsip slow living juga bisa diterapkan dalam hal memilih hobi yang tepat.
"Slow living sangat cocok dengan hobi yang menggabungkan unsur kesadaran – hobi kreatif seperti seni, kerajinan, desain, membuat kue, atau musik, semuanya cocok dengan kategori ini,” jelas Eloise Skinner, seorang psikoterapis Inggris.
"Perhatian terhadap detail yang diperlukan untuk hobi ini mengharuskan kita untuk memusatkan perhatian pada momen saat ini," terangnya.
"Kita kemudian dapat menemukan diri kita sepenuhnya tenggelam dalam tugas, menikmati prosesnya - alih-alih terburu-buru menyelesaikannya."
Baca juga: Cara Menerapkan Slow Living di Keseharian Tanpa Perlu Jadi Orang Kaya
Beberapa hobi slow living yang direkomendasikannya, yakni:
Thrifting mengajari kita untuk membeli lebih sedikit dan berbelanja dengan lebih bertanggung jawab.
"Hobi yang bagus untuk pikiran dan hati nurani Anda adalah berbelanja barang bekas," kata Catharina Björkman, pakar gaya hidup, dikutip dari Country Living.
Baca juga: Thrifting, Ramah di Kantong tapi Bukan Jaminan Ramah Lingkungan
"Cari pasar lokal atau toko barang antik dan luangkan waktu satu jam untuk menyisir stok untuk menemukan barang yang sempurna," sarannya.
Bertanam membutuhkan proses yang memungkinkan kita terhubung ke alam dan lingkungan.
Manfaatnya juga banyak termasuk menekan potensi stres, meningkatkan kemandirian dan kontrol lebih besar pada apa yang kita makan dan cara menanamnya.
Gerakan rirmis dan sentuhan lembut benang bisa memberikan sensasi menenangkan dan penuh perhatian bagi sebagian orang.
Baca juga: Unik, Atlet Loncat Indah Merajut Sambil Nonton Pertandingan
"Menyaksikan dampak positif rajutan terhadap kesejahteraan mental, menanamkan rasa pencapaian dan menginspirasi cara hidup yang lebih lambat dan lebih terarah." terang Elena Lo Presti, pakar merajut Inggris.