Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 22/09/2023, 15:50 WIB
Putri Aulia,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Polusi udara di Jabodetabek masih belum bisa diatasi. Bahkan, Jakarta masuk dalam urutan tiga besar kota dengan kualitas terburuk dan tidak sehat bagi kelompok sensitif.

Dokter spesialis anak dari RSIA Family dan RSIA Grand Family, dr Handoko Lowis  membenarkan polusi udara bisa memengaruhi kesehatan tubuh.

Saat ini, banyak anak yang mengalami masalah kesehatan seperti batuk, pilek, dan sakit tenggorokan. Bahkan, menurut Handoko, kasus penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) melonjak hingga 90 persen dalam tiga bulan terakhir.

ISPA merupakan infeksi saluran pernapasan akut yang menyerang salah satu bagian atau lebih saluran napas, mulai dari hidung hingga titik ujung saluran pernapasan. Gejala penyakitnya mulai dari sinus pada hidung, sakit tenggorokan, hingga batuk dan demam.

Dokter Handoko menjelaskan, ISPA adalah sebuah penyakit infeksi yang dapat menular. Penularannya tergantung pada penyebabnya, apakah itu virus, bakteri, atau jamur.

Biasanya, penularan jamur sangat terkait dengan sistem kekebalan tubuh seseorang. Jika sistem kekebalan tubuh sedang lemah, kemungkinan terkena infeksi jamur menjadi lebih besar.

“Tapi kalau pada keadaan biasa, dia tidak dalam kondisi pertahanan tubuhnya turun harusnya dia nggak mengalami infeksi jamur,” jelas dr Handoko.

Baca juga: Mengenal Lebih Dekat ISPA pada Anak

Sementara itu, untuk bakteri dan virus, penularannya sama seperti virus Covid-19, yaitu melalui droplet dan aerosol yang menyebar melalui udara.

Pencegahan

Untuk itu, dr Handoko menyarankan untuk tidak meninggalkan kebiasaan baik saat pandemi Covid-19, yaitu memakai masker, rajin mencuci tangan, menjaga jarak dan menghindari kerumunan.

Meski begitu, anak-anak di bawah usia 2 tahun tidak disarankan menggunakan masker. Hal ini karena mereka belum bisa mengungkapkan ketidaknyamanan saat bernapas.

Sebaiknya anak-anak tidak banyak beraktivitas di luar rumah ketika kualitas udara sedang jelak. Kita bisa mengecek indeks kualitas udara melalui aplikasi di ponsel.

“Kalau misal indeksnya di atas 150, sebaiknya gunakan masker saat keluar dan jangan lupa melakukan protokol kesehatan yang sudah selama ini dijalani selama pandemi itu,” jelas dr Handoko.

Selain itu, untuk menjaga kualitas udara di dalam rumah lebih baik kita bisa menggunakan air purifier.

Air purifier dapat digunakan sebagai penyaring kuman, virus, dan polutan kecil lainnya yang mungkin masuk ke dalam rumah.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com