Oleh: Alifia Putri Yudanti dan Ikko Anata
KOMPAS.com - Setiap orang memiliki caranya masing-masing dalam kehidupan. Akan tetapi, sebagai manusia biasa yang punya batasan dengan tujuan hidup jelas, kita juga memerlukan alokasi energi yang tepat agar hidup dapat seimbang.
Mulai dari kehidupan pribadi, kesehatan, karier, hubungan percintaan, hingga menjalin relasi dengan orang lain, melalui pertemanan misalnya.
Sayangnya dalam siniar Anyaman Jiwa episode “Menyikapi Adulting: Teman Semakin Sedikit Saat Dewasa?” dengan tautan s.id/AnJiwAdulting, dijelaskan bahwa semakin bertambahnya usia, lingkup pertemanan kita pun jadi semakin menipis.
Fenomena ini pun sesuai dengan salah satu tungku dalam The Four Burners Theory atau teori empat tungku yang menitikberatkan pada konsep tidak semua hal bisa kita dapatkan.
Kehidupan tentunya terus berubah. Jika dulu, kita mungkin memberikan 100 persen energi pada hubungan pertemanan, mungkin saja saat ini orientasinya berubah ke arah karier. Begitu pula saat mulai berkeluarga, kita pun harus mengurangi intensitas kehidupan lainnya.
Teori empat tungku atau The Four Burners Theory mengajarkan dan membantu kita agar lebih teratur dalam mengatur kehidupan agar mampu mencapai tujuan dengan lebih efisien.
Hidup kita diibaratkan sebagai sebuah kompor gas yang memiliki empat tungku pembakar. Masing-masing tungku mewakili aspek utama kehidupan kita, yaitu pekerjaan, keluarga, teman, dan kesehatan.
Baca juga: Ramai di Kalangan Gen Z, Apa Arti dari Skena?
Menurut teori yang tidak diketahui asal usulnya, namun dijelaskan oleh David Sedaris dalam cerita New Yorker tahun 2009, jika ingin sukses di satu bidang, kita harus mematikan satu pembakar. Jika ingin hasilnya lebih maksimal, kita harus mematikan dua tungku.
Hal ini disebabkan jika ingin mencapai tujuan hidup, ada beberapa yang harus dikorbankan, entah itu dari segi teman atau kesehatan. Dan, tentu saja menentukan pilihan ini adalah momen yang paling sulit.
Namun, kita perlu memilih karena energi dan waktu kita diibaratkan sebagai bahan bakar dari kompor tersebut. Jika keempat tungku menyala secara bersamaan atau dalam artian kita memberikan 100 persen terhadap empat aspek itu, energi kita jadi lebih cepat terkuras.
Selain itu, perlu juga dipahami bahwa kita memiliki waktu yang terbatas dan terkadang tak akan bisa memberikan yang maksimal terhadap empat aspek tersebut.
Penulis dan pakar produktivitas, James Clear, membahas tiga cara berpikir tentang Teori Empat Pembakar melalui situs resminya.
Tanpa sadar, kita sering melakukan outsourcing dalam aspek-aspek kecil kehidupan. Misalnya, saat sedang dikejar tenggat waktu, namun kita merasa lapar, alhasil kita pun lebih memilih membeli makanan siap saji dibandingkan masak sendiri.
Mengalihdayakan sebagian kecil hidup kita seperti itu memungkinkan kita menghemat waktu dan menghabiskannya untuk aktivitas lain.