Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengupil Bisa Sebabkan Demensia hingga Alzheimer, Ini Kata Studi

Kompas.com - 09/12/2023, 19:59 WIB
Ryan Sara Pratiwi,
Wisnubrata

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Mengupil bukan hanya kebiasaan yang jorok, tetapi juga dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan.

Sebuah penelitian baru-baru ini pun mengungkapkan hubungan antara mengupil dan meningkatkan risiko demensia hingga tanda-tanda penyakit alzheimer.

Meski begitu, penelitian pendukungnya didasarkan pada tikus dan bukan manusia, tetapi temuan ini dapat meningkatkan pemahaman kita tentang bagaimana alzheimer dimulai.

Hasil penelitian mengupil dan penyakit alzheimer

Tim peneliti yang dipimpin oleh para ilmuwan dari Griffith University di Australia melakukan tes dengan bakteri yang disebut Chlamydia pneumoniae, yang dapat menginfeksi manusia dan menyebabkan pneumonia.

Bakteri ini juga telah ditemukan pada sebagian besar otak manusia yang terkena demensia yang terjadi pada usia lanjut.

Pada tikus, bakteri ini dapat berjalan ke saraf penciuman - yang menghubungkan rongga hidung dan otak. Terlebih lagi, ketika terjadi kerusakan pada epitel hidung (jaringan tipis di sepanjang atap rongga hidung), infeksi saraf menjadi lebih buruk.

Hal ini menyebabkan otak tikus menyimpan lebih banyak protein amiloid-beta, protein yang dilepaskan sebagai respons terhadap infeksi. Plak (atau gumpalan) protein ini juga ditemukan dalam konsentrasi yang signifikan pada penderita penyakit alzheimer.

"Kami adalah orang pertama yang menunjukkan bahwa Chlamydia pneumoniae dapat langsung masuk ke hidung dan masuk ke otak yang dapat memicu patologi, yang terlihat seperti penyakit alzheimer," kata ahli saraf, James St John dari Griffith University di Australia pada Oktober 2022, saat penelitian ini dirilis.

"Kami melihat hal ini terjadi pada model tikus, dan buktinya juga berpotensi menakutkan bagi manusia," ungkapnya.

Menurut James, Chlamydia pneumoniae masuk ke dalam sistem saraf pusat tikus dengan infeksi yang terjadi dalam waktu 24 hingga 72 jam. Diperkirakan bahwa bakteri dan virus melihat hidung sebagai jalur cepat menuju otak.

Meskipun tidak pasti bahwa efeknya akan sama pada manusia, atau bahkan plak amiloid-beta merupakan penyebab alzheimer, namun penting untuk menindaklanjuti petunjuk yang menjanjikan dalam upaya memahami kondisi neurodegeneratif yang umum ini.

"Kami perlu melakukan penelitian ini pada manusia dan memastikan apakah jalur yang sama bekerja dengan cara yang sama," terang James.

"Ini adalah penelitian yang telah diusulkan oleh banyak orang, tetapi belum selesai. Yang kami ketahui adalah bahwa bakteri yang sama ada pada manusia, tetapi kami belum mengetahui bagaimana mereka sampai di sana," jelas dia.

Penelitian lebih lanjut mengenai proses yang sama pada manusia masih diperlukan karena potensi kerusakan yang ditimbulkannya pada jaringan pelindung hidung.

Di samping itu, alzheimer adalah penyakit yang sangat rumit, tetapi setiap penelitian membawa kita sedikit lebih dekat untuk menemukan cara menghentikannya.

"Begitu kita berusia di atas 65 tahun, faktor risiko meningkat, tetapi kami mencari penyebab lain, karena ini bukan hanya karena usia melainkan juga paparan lingkungan," imbuh James.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com