Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

3 Prinsip Penggunaan Media Sosial agar Bebas Stres dan Lebih Bahagia

Kompas.com - 13/12/2023, 09:16 WIB
Sekar Langit Nariswari

Penulis

Sumber CNBC

KOMPAS.com - Media sosial telah menjadi bagian penting dari kehidupan kita di era digital ini.

Kita memanfaatkan media sosial untuk mengetahui berita terbaru, baik yang berkaitan dengan isu penting seperti politik maupun hal remah layaknya gosip selebritas.

Baca juga: 5 Cara Atasi Stres akibat Terpapar Berita Konflik di Media Sosial

Platform seperti Instagram, TikTok dan Twitter juga sering kali menjadi sumber informasi dan sarana untuk menyalurkan hobi sekaligus mendapatkan hiburan.

Namun, penggunaan media sosial yang terlalu besar sebenarnya kurang baik untuk kesehatan emosional kita.

Arthur C. Brooks, profesor sosial di Universitas Harvard mengatakan, kita sebaiknya harus mengurangi penggunaan media sosial untuk meningkatkan kebahagiaan.

“Faktanya, saya menyarankan ..agar orang memiliki batasan ketat mengenai jumlah waktu yang mereka habiskan di media sosial," ujarnya, dalam CNBC Work Summit 2023.

Baca juga: Media Sosial Pemicu Gangguan Kesehatan Mental, Ini Cara Mengatasinya

Prinsip penggunaan media sosial agar lebih bahagia

Brooks mengaku kerap menerapkan aturan khusus untuk dirinya soal penggunaan media sosial, termasuk menyimak konten dan pemberitaan terbaru.

Ada tiga prinsip yang diberlakukannya, yakni:

  • Batasi 30 menit sehari di semua platform media sosial
  • Batasi 15 menit mencerna liputan berita politik apa pun setiap hari
  • Batasi 30 menit membaca atau menonton semua jenis berita setiap hari

Kadang kala, kita merasa sulit meninggalkan media sosial karena merasa bukanlah saat yang tepat untuk mengurangi konsumsi media, misalnya di tahun politik atau adanya isu kesehatan.

Namun Brooks berpendapat, alasan tersebut tidak sepenuhnya bisa dibenarkan.

“Tidak ada bukti bahwa dunia saat ini lebih buruk atau lebih berbahaya dibandingkan masa lalu," katanya.

Baca juga: Berita Tragedi Kapal Selam Titan Picu Klaustrofobia, Kok Bisa?

"Namun saat ini lebih banyak orang yang mengaku jika kita tidak marah, sedih, dan berduka maka kita tidak memperhatikan,” katanya.

Ilustrasi media sosial.Dok. Shutterstock Ilustrasi media sosial.

Brooks tidak menyarankan untuk mengabaikan apa yang terjadi di dunia.

Akan tetapi, ia menganjurkan kita untuk lebih fokus pada apa yang ada di dalam kepala kita, di dalam rumah kita, dan di dalam keluarga kita.

"Hal ini akan sangat membantu dalam mewujudkan negara yang lebih bahagia," pungkasnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com