Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tidak Ganti Celana Dalam, Ketahui Risiko Kesehatannya

Kompas.com - 07/01/2024, 22:16 WIB
Ryan Sara Pratiwi,
Nabilla Tashandra

Tim Redaksi

Sumber Yahoo Life

KOMPAS.com - Tidak ganti celana dalam mungkin dianggap sepele oleh sebagian orang.

Padahal, sengaja masih menggunakan celana dalam kotor atau tidak menggantinya berkala tidak hanya menjijikan, tetapi juga menimbulkan masalah kesehatan.

Lalu, apa risiko kesehatan tidak ganti celana dalam?

Menurut Dr Joshua Zeichner, seorang dokter kulit di New York, Amerika Serikat, pakaian yang bersentuhan langsung dengan tubuh, seperti pakaian dalam, harus dicuci setiap kali selesai dipakai.

Hal ini karena minyak kulit, keringat, dan bakteri bisa berpindah langsung ke pakaian tersebut.

"Mencuci pakaian dalam sangat penting, karena pakaian dalam berada di area yang berkeringat dan lebih mudah kotor oleh cairan tubuh," kata Dr Joshua Zeichner kepada Yahoo Life.

Baca juga: 4 Tips Memilih Pakaian Dalam yang Tepat, Sudah Tahu?

Risiko tidak ganti celana dalam

Tidak ganti celana dalam atau menggunakan celana dalam kotor meningkatkan kemungkinan terjadinya infeksi bakteri, seperti infeksi saluran kemih, karena ada banyak bakteri yang tertinggal di pakaian dalam.

Hal ini juga dapat menyebabkan infeksi jamur, seperti infeksi jamur atau "jock itch", yang menular.

Jamur tumbuh subur di lingkungan yang hangat dan lembap. Semakin lama kita mengenakan pakaian dalam tanpa menggantinya, semakin banyak keringat yang tertahan, sehingga menjadi rumah yang subur bagi jamur.

Baca juga: Bra Jarang Dicuci Berisiko Sebabkan Iritasi dan Dermatitis

Ditambah lagi, pakaian dalam yang kotor dapat membuat kita bau karena semua keringat dan bakteri terperangkap, sehingga menciptakan tempat berkembang biak.

"Pakaian dalam yang kotor juga dapat meningkatkan risiko iritasi dan peradangan kulit, seperti dermatitis kontak, yaitu ketika sesuatu pada kulit kita memicu ruam," ungkap Dr Zeichner.

Lebih jauh, ia menjelaskan bahwa dermatitis kontak dapat terjadi jika kita kebetulan alergi terhadap pewarna atau bahan pada pakaian dalam atau deterjen cucian.

Jadi, jika mengalami masalah kulit padahal memakai pakaian dalam yang bersih, penting untuk memeriksa apakah ada sesuatu yang dapat menyebabkan iritasi tersebut.

Kapan harus mengganti pakaian dalam?

Meskipun Dr Zeichner mengatakan bahwa tidak ada aturan baku, ia merekomendasikan untuk mengganti pakaian dalam setidaknya setiap 24 jam, atau setelah beraktivitas yang membuat kita berkeringat, seperti berolahraga.

Dokter kulit di Schweiger Dermatology Group New York, Kautilya Shaurya menambahkan, kita juga perlu mengenakan pakaian dalam baru setelah mandi agar tetap bersih.

Baca juga: Bra Jarang Dicuci Berisiko Sebabkan Iritasi dan Dermatitis

Selain itu, menggantinya juga jika pakaian dalam basah untuk mencegah iritasi kulit.

Jika cenderung berkeringat banyak, kita mungkin perlu mengganti pakaian dalam lebih sering.

Di samping itu, ketika mencium bau tidak sedap di area pribadi, kita juga harus mengganti pakaian dalam.

 
 
 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by KOMPAS Lifestyle (@kompas.lifestyle)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com