Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Untar untuk Indonesia
Akademisi

Platform akademisi Universitas Tarumanagara guna menyebarluaskan atau diseminasi hasil riset terkini kepada khalayak luas untuk membangun Indonesia yang lebih baik.

Refleksi Diri Awal 2024: "Self-Transcendence"

Kompas.com - 09/01/2024, 08:21 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Oleh: Gabriella Dinna Caroline dan Riana Sahrani*

BUNDA Teresa merupakan sosok orang yang lebih mendahulukan kepentingan orang lain dibandingkan kepentingannya sendiri.

Ia mendirikan "The Missionaries of Charity's" di Calcutta India pada 1950. Ia lebih memilih membantu kaum miskin di sana dibandingkan memikirkan kepentingan dirinya sendiri.

Hal ini membuktikan dalam perjalanan pencarian makna hidup, manusia seringkali menemui tahapan di mana mereka tidak hanya memikirkan pemenuhan kebutuhan fisik dan emosional semata, melainkan sampai pada pemikiran spiritual dan self-transcendence.

Pada tingkat ini, individu (dalam hal ini Bunda Teresa) tidak sekadar mencari pemahaman terhadap dirinya sendiri, tetapi juga merambah ke dimensi yang lebih tinggi lagi.

Konsep self-transcendence merupakan salah satu bagian dari proses psikologis yang mendorong seseorang mencapai makna hidup yang lebih tinggi.

Apa itu self-transcendence?

Dalam psikologi, Abraham Maslow merinci lima tingkat hirarki kebutuhan manusia, yaitu physiological needs, safety needs, belongingness and love needs, esteem needs, dan the need for self-actualization (Cloninger, 2004).

Meskipun awalnya tidak termasuk dalam hirarki tersebut, pada 1971, Maslow memperkenalkan konsep self-transcendence sebagai kemampuan individu untuk melebihi kebutuhan pribadi demi sesuatu lebih besar.

Self-transcendence melibatkan kesadaran sepenuhnya, hubungan sosial, serta keterhubungan dengan alam dan kosmos.

Pada tingkat tertinggi kebutuhan tersebut, self-transcendence menjadi sangat penting karena dapat membimbing individu melihat dunia dan tujuan hidupnya secara menyeluruh.

Hal ini menegaskan pemahaman makna hidup terletak pada pengalaman tingkat tinggi dan kesadaran akan sesuatu yang lebih besar dari diri sendiri.

Konsep self-transcendence juga mencakup pengalaman puncak, di mana individu merasakan kegembiraan, kebahagiaan, dan kesadaran akan kebenaran prima dan kesatuan seluruh realitas.

Dalam kondisi mistis dan estetik ini, mereka mengalami hubungan mendalam dengan sesuatu yang lebih besar, melampaui ego dan kebutuhan pribadi.

Meskipun tidak selalu bersifat sementara, beberapa individu dapat mengakses pengalaman puncak secara berkelanjutan, dikenal sebagai "plateau experience."

Dalam perjalanan pencapaian kesadaran tinggi, konsep plateau experience menarik perhatian sebagai momen puncak yang dapat memberikan pengalaman kesadaran yang tinggi secara berkelanjutan.

Sebagai contoh konkret, praktik meditasi menjadi medan di mana individu secara konsisten berusaha mencapai tingkat kesadaran lebih tinggi.

Dengan ketekunan dalam meditasi, individu dapat mengalami plateau experience, di mana keadaan kesadaran yang tinggi tidak hanya menjadi kilasan sesaat, melainkan terintegrasi ke dalam kehidupan sehari-hari mereka (Nhat Hanh, 1999).

Dalam bukunya yang berjudul "The Miracle of Mindfulness," Thich Nhat Hanh, seorang biksu Buddhis terkemuka, menyoroti bahwa melalui praktik mindfulness yang berkelanjutan, seseorang dapat mencapai tingkat kesadaran tinggi dan mempertahankannya sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari.

Plateau experience tidak hanya mencerminkan pencapaian tingkat kesadaran yang tinggi, tetapi juga menjadi fondasi bagi self-transcendence.

Dalam konteks ini, self-transcendence mengacu pada kemampuan individu untuk melampaui batasan ego dan kebutuhan pribadi mereka.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com