Tinjauan objektif terhadap jurnal, tanpa menghakimi diri sendiri, menciptakan landasan untuk pertumbuhan pribadi.
Menemukan pola-pola tertentu dalam pengalaman membuka pintu ke pemahaman mendalam tentang diri sendiri dan memberikan kesempatan untuk mencari makna hidup. Tidak hanya sebatas refleksi, penulisan jurnal reflektif juga mengajak pada eksplorasi alternatif dan solusi.
Pertanyaan-pertanyaan pada diri sendiri merangsang pemikiran kreatif dan memperluas perspektif, mendukung proses self-transcendence.
Akhirnya, langkah terpenting adalah menerapkan pembelajaran dalam tindakan sehari-hari. Ini tidak hanya mengukur kemajuan, tetapi juga memberikan peluang bagi pertumbuhan berkelanjutan.
Dengan demikian, penulisan jurnal reflektif menjadi alat nyata dan aplikatif dalam perjalanan mencapai self-transcendence.
Kendati self-transcendence bukanlah tujuan akhir, proses ini mencirikan evolusi psikologis yang memerdekakan individu dari belenggu ego, mengarahkannya ke arah makna hidup yang lebih tinggi.
Kesadaran dan keterbukaan diri diidentifikasi sebagai pilar utama, memberikan kemampuan untuk melampaui batasan dan mencapai puncak potensi diri yang sejati.
Dengan menerapkan langkah-langkah sederhana ini, setiap individu dapat mengeksplorasi dimensi spiritualnya secara lebih mendalam, membimbingnya pada pemahaman yang lebih luas dan hubungan yang lebih bermakna dengan entitas yang melampaui dirinya sendiri.
Dengan demikian, self-transcendence bukan semata-mata pencarian eksistensial, melainkan perjalanan menuju transformasi diri yang memberikan pencerahan, pembebasan dan koneksi dengan tujuan hidup yang lebih tinggi (Cloninger, 2004).
Gaya hidup kesadaran ini, yang didasarkan pada langkah-langkah praktis seperti introspeksi diri, meditasi dan membuka pintu bagi pertumbuhan holistik, yang menghubungkan mereka dengan tujuan lebih tinggi.
Mencapai self-transcendence bukanlah hal yang terbatas, melainkan dapat diakses oleh setiap individu dengan mengadopsi langkah-langkah praktis dan hidup dalam kesadaran.
Praktik meditasi, refleksi diri, dan keterbukaan terhadap pengalaman baru menjadi fondasi dalam perjalanan ini. Tidak hanya itu, kesediaan untuk menggali nilai-nilai dan tujuan hidup pribadi juga menjadi kunci krusial dalam meraih self-transcendence.
Dengan pemahaman akan pembebasan dari ego dan dampak positif praktik kesadaran, setiap individu diundang untuk meraih pertumbuhan holistik dan mencapai tujuan hidup yang lebih tinggi.
Kesimpulannya adalah pencapaian self-transendence akan terjadi apabila aktualisasi diri kita bukan menjadi tujuan utama lagi.
Artinya kita sudah bukan memikirkan lagi tujuan hidup, melainkan apa yang menjadi makna hidup kita.
Namun demikian, self-transendence juga dapat dibarengi dengan aktualisasi diri atau tujuan hidup. Misalnya, selagi mencapai tujuan hidup atau aktualisasi diri (sebagai contoh: ingin menjadi manager perusahaan), maka kita juga dapat mulai memikirkan self-transendence (sebagai contoh: aktif dalam yayasan sosial untuk membantu orang yang kesusahan, dan sebagainya, atau yang sesuai dengan makna hidup kita).
Refleksi diri mengenai apa yang sudah kita lakukan selama ini akan menjadi resolusi yang baik di tahun 2024. Selamat melakukan refleksi diri dan mencapai self-transendence!
*Gabriella Dinna Caroline, Mahasiswa S1 Fakultas Psikologi Universitas Tarumanagara
Riana Sahrani, Dosen Fakultas Psikologi Universitas Tarumanagara
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.