Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

State of Mind, Dari Teh Menjadi Parfum, Lalu Kebahagiaan

Kompas.com - 25/05/2024, 10:10 WIB
Wisnubrata

Editor

KOMPAS.com - "Teh adalah wewangian untuk diminum, kehidupan terkandung dalam semangkuk teh."

Ungkapan kuno Tiongkok itu sangat disukai Catherine Laskine-Balandina, pendiri brand parfum State of Mind, yang selalu menggunakan berbagai jenis teh sebagai bahan wewangiannya.

Catherine menemukan kebahagiaan saat memadukan ritual upacara minum teh dengan seni wewangian. Menurutnya, parfum, selain sebagai simbol kesenangan, keanggunan dan kekayaan, juga mempunyai pengaruh yang kuat terhadap pola pikir kita. 

Sedangkan teh, mirip dengan parfum, membawa kita ke keadaan gembira, memberi energi atau bisa juga menenangkan. Minuman ini membantu kita menemukan citra pribadi dan membangkitkan keterampilan artistik dalam diri kita. Baik teh maupun parfum membangkitkan emosi dan perasaan yang memengaruhi pikiran kita.

“Ritual minum teh kuno adalah simbol kesenangan, keanggunan dan kemewahan, sama seperti parfum memiliki pengaruh besar pada suasana hati kita," ujar perempuan berdarah Rusia itu saat memperkenalkan koleksi pafumnya di gerai C&F Kota Kasablanka, Jakarta, Jumat (10/5/2024).

Baca juga: Wangi Teh dalam Parfum, Seni untuk Menjadi Bahagia

Catherine terpikat pada teh semenjak neneknya kerap memberi oleh-oleh teh dari Tiongkok dengan keharuman yang mempesona.

"Saya mengenal teh sejak kecil karena nenek saya yang merupakan pekerja medis, bekerja di China. Dan setiap kali pulang, nenek membawa teh," ujarnya.

“Nenek tercinta saya juga sering bercerita tentang Tiongkok — Tembok Sembilan Naga, Tembok Besar, taman-taman, kaligrafi, akupunktur, bunga teratai yang mekar dalam secangkir teh, aroma dan warna kedai teh. Melalui kisah-kisah indahnya, saya bepergian ke dunia magis yang penuh dengan cita rasa teh dan taman yang harum,” ujarnya.

Kenangan indah akan keharuman teh dan cerita-cerita itu di kemudian hari membawa Chaterine pada penciptaan wewangian yang menggunakan teh sebagai aroma utamanya. Ia mendirikan State of Mind pada tahun 2017, yang baginya merupakan perpaduan unik antara upacara minum teh yang abadi dengan seni wewangian.

"Nikmatnya teh dan aroma wanginya mendorong kita menikmati waktu, berhenti sejenak, menghargai kehidupan, dan membawa kita pada kesadaran penuh. Itulah state of mind," ujarnya.

Parfum State of Mind Parfum State of Mind

Baca juga: 6 Pilihan Aroma Wangi yang Bisa Membuat Kita Lebih Rileks

Catherine sendiri meyakini bahwa teh bukan sekedar minuman yang menghangatkan tubuh. Teh adalah daun yang menyembuhkan tubuh dan jiwa melalui aroma dan sifat farmakologisnya. 

Karenanya untuk merek State Of Mind, ia ingin menggabungkan sifat penyembuhan dan aromatik teh dengan sifat aromatik parfum, mencari keseimbangan di antara keduanya. 

Untuk mewujudkan mimpi tersebut, di Versailles, Perancis, dia mendirikan rumah teh yang juga menjadi tempat menikmati wangi parfum. Orang yang datang bisa menikmati teh sembari mencium aroma parfum yang sesuai dengan teh yang diminumnya.

Agar mendapatkan perpaduan yang pas, Chaterine bekerja sama dengan pencicip teh, ahli parfum, dan ilustrator.

Dalam memilih teh dan aroma dan rasa yang tepat, dipilihlah sommelier teh, Olivier Scala, pakar teh 'Grand Cru' yang terkenal. Bersama Scala, Chaterine  mengeksplorasi campuran teh dengan kualitas terbaik yang sesuai dengan wewangiannya dan memastikan ada keseimbangan dalam tehnya yang mencerminkan konsep harmoni State of Mind. 

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com