Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keharuman "Air Mata Pohon" yang Sedang Tren dalam Wewangian Modern

Kompas.com - 01/06/2024, 15:15 WIB
Wisnubrata

Editor

KOMPAS.com - Resin adalah bahan pewangi alami yang telah dihargai selama ribuan tahun, sejak zaman Mesir kuno - bahkan mungkin lebih jauh lagi. Resin diekstraksi dari tanaman sehat dengan cara menggores, atau mengupas, permukaannya, sehingga menngeluarkan cairan yang disebut "tears" atau air mata.

Jika kamu membayangkan getah keluar dari pohon, maka perkiraanmu benar. Namun getah biasanya merujuk pada zat yang lebih encer yang bertanggung jawab untuk mengangkut nutrisi ke sekitar tanaman.

Resin, sebaliknya, adalah bagian dari sistem kekebalan tanaman, yang keluar secara perlahan, mengeras di lokasi yang tersayat, seperti halnya darah membeku yang menutup luka.

Pada beberapa jenis tanaman, resin memiliki aroma wangi yang khas, hangat dan manis. Orang-orang secara tradisional membakar resin untuk mengeluarkan aromanya,.

Setelah menemukan beberapa resin yang wanginya berbeda, orang-orang zaman dahulu mulai membuat campuran resin untuk dibakar, yang akhirnya berubah menjadi dupa, seperti yang kita kenal sekarang. Campuran resin dan dupa yang indah ini merupakan awal mula wewangian.

Meski sudah lama dikenal sebagai bahan wewangian, popularitas resin kini naik kembali setelah banyak digunakan sebagai bahan parfum oleh berbagai merek.

Dalam peresmian butik Gucci Beauty di Pondok Indah Mal 3, Jakarta Selatan, Kamis (2/5/2024) misalnya, kita dengan mudah menemukan parfum yang menggunakan beberapa jenis resin sebagai bahannya.

Ada Midnight Stroll yang menggunakan incense, A Reason to Love yang memadukan tolu balsam di dalamnya, Gucci Garden dengan campuran benzoin, The Heart of Leo dengan mur (myrrh) dan olibanum, hingga Gucci Guilty Elixir de Parfum yang beraroma wangi benzoin.

"Saat ini wangi resin atau balsam memang sedang tren," ujar Veronica Kartadinata, Marketing & Operation General Manager PT Aroma Abadi, yang memegang banyak brand parfum internasional di Indonesia, waktu itu.

Baca juga: Layering Parfum, Cara Unik Menciptakan Wewangian Khas Sendiri

Frankincense atau kemenyan Frankincense atau kemenyan

Jenis-jenis balsamic note

Wangi resin atau balsam ini menghasilkan keharuman balsamic note yang hangat dan manis namun berbeda-beda antara satu dan lainnya, tergantung jenis pohon dan resin yang dihasilkan.

Balsam dan resin yang paling banyak digunakan dalam wewangian adalah mur, frankincense (kemenyan), styrax, benzoin, balsam Peru, dan balsam Copahu.

Mur (myrrh)

Mur adalah resin getah aromatik yang dihasilkan oleh pohon mur (Commiphora Myrrha). Dianggap sebagai parfum paling indah dan berharga, mur terdiri dari 60% getah, 30% sari resin, dan aroma pahit. Ada lebih dari seratus jenis mur yang berbeda. Beberapa berasal dari Arab Saudi dan Abyssinia. 

Varietas yang paling dihargai dalam wewangian adalah yang menghasilkan "oleo-gum-resin", dalam bentuk "butiran" yang sangat rapuh dan mengkilat, dengan warna mulai dari kuning muda hingga merah tua dan dengan bau aromatik yang kuat.

Mur juga banyak diasosiasikan dengan agama, khususnya dalam bentuk dupa, pada saat pemujaan para Dewa di Zaman Kuno, dan sebagai persembahan oleh orang Majus. Dalam mitologi Yunani, mur dikaitkan dengan Myrrha, putri Raja Siprus, yang diubah menjadi pohon mur sebelum memberikan kehidupan kepada Adonis.

Frankincense, incense, atau dupa 

Incense berasal dari bahasa latin “incendere” yang artinya “membakar, menyinari”, juga diberi nama “pijar”. Disebut juga olibanum, yang berasal dari kata “laban” yang berarti “putih atau kesucian”.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com