Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 10/01/2024, 19:09 WIB
Chrisstella Efivania Rosaline,
Nabilla Tashandra

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Mengetahui penyebab anak gagap bisa membantu orangtua mencari tahu langkah apa yang harus dilakukan untuk mengatasinya.

Gagap merupakan salah satu kondisi yang sering terjadi pada anak, terutama ketika memasuki fase berbicara, pada usia dua hingga lima tahun.

Ketika mengalami kegagapan, seorang anak kesulitan untuk mengungkapkan apa yang ingin dikatakan. Mereka biasanya akan terbata-bata dalam mengucapkan setiap kalimat. 

Namun, menurut dokter spesialis anak, dr. Bernie Endyarni Medise, Sp.A(K), MPH, hal tersebut masih dianggap wajar dan bisa hilang dengan sendirinya, seiring dengan perkembangan sang anak. 

“Memang normal terjadi, kira-kira saat anak menginjak usia toddlers (balita). Gagap di usia itu masih dalam tahapan wajar, kalau memang kasusnya tidak terlalu berat,” ujar Bernie saat dihubungi Kompas.com, Rabu (10/1/2024). 

Baca juga:

Lantas, apa yang menjadi penyebab gagap pada anak?

Penyebab anak gagap

Kegagapan yang terjadi pada anak biasanya disebabkan karena belum terlalu lancar dalam berbicara. 

Bernie mengungkap, biasanya gagap pada anak muncul ketika anak sedang dalam kondisi terlalu senang ataupun sebaliknya. 

“Gagap ini biasanya muncul pas anak terlalu excited (senang) atau sebaliknya. Di kondisi itu, ketika anak ingin mengungkapkan sesuatu, jadinya terbata-bata. Tapi biasanya terbata-batanya hanya di awal atau beberapa kalimat saja,” papar Bernie. 

Cara mengatasi gagap pada anak

Ilustrasi anak sedang bermain dengan orangtuaShutterstock Ilustrasi anak sedang bermain dengan orangtua

Meski begitu, Bernie juga mengungkap cara mengatasi kondisi tersebut, tergantung seberapa parah kasus gagapnya. 

“Kasus gagap yang masih ringan, yang hanya terbata-bata di satu atau dua kata awal dalam satu kalimat, diatasinya bisa dengan cara mendengarkan anak selesai bicara, lalu mengulang kalimat yang ia ucapkan dengan benar,” ungkap Bernie.

Bernie juga mengingatkan agar para orangtua tidak panik atau bersikap berlebihan (overreacting) ketika mengetahui bahwa anaknya gagap.

Baca juga: 7 Permainan di Rumah Bersama Anak Saat Hujan, Punya Segudang Manfaat

Sedangkan, untuk kasus gagap yang lebih parah, biasanya ditandai dengan anak yang terbata-bata di semua kata, ketika mengucapkan satu kalimat. 

Jika anak mengalami ini, orangtua perlu mencari pertolongan pada pakarnya, misalnya ke terapi wicara.

"Biasanya akan hilang sedikit demi sedikit. Tapi kalaupun enggak hilang, biasanya akan berkurang (frekuensi gagapnya),” pungkasnya. 

 
 
 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by KOMPAS Lifestyle (@kompas.lifestyle)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com