Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

6 Penyebab Erotomania, Delusi Merasa Dicintai padahal Tidak

Kompas.com - 11/01/2024, 14:40 WIB
Ulfa Arieza

Penulis

KOMPAS.com - Istilah erotomania ramai dibahas di media sosial X dalam beberapa hari terakhir. Erotomania merupakan salah satu bentuk gangguan kesehatan mental delusi. 

Baca juga:

Dr. Lahargo Kembaren, SpKJ menjelaskan, erotomania ditandai dengan keyakinan merasa dicintai orang lain, padahal kenyataannya tidak. 

Erotomania adalah itu delusi atau waham, ditandai dengan gejala adanya keyakinan (penderita erotomania), bahwa ada seseorang mencintai dirinya, padahal sebenarnya tidak demikian,” jelasnya kepada Kompas.com, Rabu (10/1/2024).

Dilansir dari Medical News Today, delusi adalah masalah kesehatan mental di mana penderitanya tidak dapat membedakan kenyataan dengan imajinasi. Salah satu bentuk delusi tersebut adalah erotomania. 

Ilustrasi wanita jatuh cinta. Ilustrasi lustrasi erotomania, yakni delusi yang membuat orang merasa dicintai padahal tidak nyata. Freepik /Look Studio Ilustrasi wanita jatuh cinta. Ilustrasi lustrasi erotomania, yakni delusi yang membuat orang merasa dicintai padahal tidak nyata.

Seseorang yang menderita erotomania memiliki keyakinan bahwa ada orang yang jatuh cinta padanya, meskipun bukti yang ada tidak sejalan dengan kepercayaannya itu. 

Lahargo melanjutkan, orang yang diyakini jatuh cinta pada penderita erotomania itu, bisa jadi sosok tokoh terkenal. 

“Orang tersebut bisa jadi orang atau tokoh terkenal, dan yang bersangkutan (penderita erotomania) akan menolak dan tidak dapat menerima bila dikatakan bahwa apa yang diyakininya itu tidak benar,” imbuhnya. 

Baca juga:

Dilansir dari Medical News Today, penderita erotomania mengalami delusi bahwa orang yang jatuh cinta padanya adalah dari kalangan selebritas atau orang dengan status sosial lebih tinggi.

Lahargo mengungkapkan, salah satu gejala penderita erotomania yakni bersikap dan berperilaku bahwa dia sedang menjalin hubungan dengan orang yang diyakini mencintainya. 

“Lalu, meyakini ada kejadian dalam kehidupan sehari-hari, yang menunjukkan bahwa orang lain mencintai dirinya, padahal sebenarnya tidak demikian,” imbu Lahargo. 

Selain itu, penderita erotomania melakukan perilaku yang agresif seperti stalking, mencoba berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang yang dianggap mencintai dirinya.

 
 
 
 
 
Lihat postingan ini di Instagram
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

Sebuah kiriman dibagikan oleh KOMPAS Lifestyle (@kompas.lifestyle)

 

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com