KOMPAS.com - Punya kebiasaan memencet jerawat mungkin sulit untuk diberhentikan bagi sebagian orang.
Biasanya, memencet jerawat dilakukan karena gemas ingin jerawatnya segera hilang dan mengeluarkan isinya hingga bersih.
Namun, tak sedikit pula yang punya anggapan bahwa memencet jerawat punya efek samping yang berbahaya.
Termasuk salah satunya justru membuat jerawat tambah banyak atau tumbuh di area lain wajah.
Baca juga:
Lantas, benarkah hal tersebut? Berikut penjelasannya secara medis.
Rupanya, anggapan memencet jerawat bisa membuatnya tambah banyak adalah keliru.
Memencet jerawat menimbulkan sejumlah dampak, salah satunya kerusakan pada kulit dan menimbulkan bekas atau juga dikenal sebagai bopeng.
“Tidak (menimbulkan jerawat baru), tapi justru membuat bopeng. Kalau sudah (bopeng) begini, kulit kan jadi rusak,” ujar Dokter Spesialis Dermatologi dan Venereologi, Elin Herlina kepada Kompas.com, saat ditemui di The Habitate, Jakarta, Sabtu (15/1/2024).
Baca juga: 10 Bahan Alami di Rumah yang Dapat Mengatasi Masalah Jerawat
Elin mengatakan, jerawat baru biasanya bisa muncul jika belum selesai meradang, tetapi sudah pecah atau tidak sengaja pecah.
“Itu biasanya karena peradangan jerawatnya belum selesai. Jadi nanti dia timbul lagi. Harusnya jerawat seperti itu diobati sampai sembuh. Ketika sudah sembuh, nanti lama-kelamaan akan kering dan biasanya menghitam,” tuturnya.
Namun, pada kondisi seperti itu, biasanya jerawat tidak akan muncul lagi di tempat yang sama.
Elin juga mengingatkan untuk mempertimbangkan bahaya dan dampak buruk yang bisa ditimbulkan jika memencet jerawat.
“Kalau sudah meradang, dipencet sembarangan, nanti infeksi makin luas, makin merah, meradang, nyeri,” ujar Elin.
Baca juga: 3 Resep Masker Wajah dari Kulit Pisang untuk Atasi Jerawat
Elin menyarankan agar orang-orang yang sudah mengalami peradangan pada jerawatnya untuk melakukan penanganan yang tepat.
Misalnya, dengan menggunakan acne patch sehingga jerawat terhindar dari bakteri. Lakukan hingga peradangan mereda.
“Kalau tidak (kunjung mereda), dianjurkan untuk segera konsultasi ke dokter, untuk mendapatkan obat yang tepat,” pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.View this post on Instagram