Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cegah Anak Jadi Korban Bullying, Orangtua Perlu Lakukan Ini

Kompas.com - 23/01/2024, 12:46 WIB
Nabilla Tashandra

Editor

Sumber Antara

KOMPAS.com - Membekali anak dengan kemampuan melindungi diri serta mampu mengenali kelebihan dan kekurangan menjadi salah satu cara untuk menghindarinya jadi korban perundungan atau bullying.

Dengan kemampuan tersebut, anak bisa dengan mudah beradaptasi dengan lingkungan sosialnya, termasuk berbicara dengan guru atau orang dewasa di sekolah jika merasa mendapatkan perlakuan tidak nyaman dari teman di sekolahnya.

"Yang paling penting untuk semua rentang usia anak harus belajar melindungi dirinya sendiri, jadi dari kecil harus mengajarkan anak menghargai diri sendiri, mengenali kekurangan dan kelebihannya dan mendukung dia sehingga mencapai kemampuan untuk bisa beradaptasi dengan lingkungan sosial lebih baik," kata Kelompok Staf Medis (KSM) Psikiatri RSUP Nasional dr Cipto Mangunkusumo Prof Dr dr Tjhin Wiguna, SpKJ(K), seperti dikutip dari Antara.

Baca juga:

Ia menambahkan, perundungan dapat terjadi di mana saja, baik sekolah maupun lingkungan lain dari anak, seperti tempat les. 

Anak yang menjadi korban bullying seringkali disebabkan karena tidak berani berbicara pada orang yang lebih dewasa atau berkuasa di lingkungannya atau selalu mendapatkan ancaman dari pelaku.

Tjhin menyebutkan, anak yang menjadi korban perundungan biasanya memiliki karakteristik lebih penakut, kurang inisiatif, dan selalu terpaku pada omongan orang lain, sehingga menjadi sasaran pelaku menaruh ancaman.

"Sebenarnya ketakutan itu enggak beralasan, jadi dia harus berani untuk dirinya sendiri, berani melindungi dirinya sendiri. Kalau enggak speak up orang enggak tahu (bahwa) dia di-bully," tuturnya.

Adapun beberapa jenis perundungan yang terjadi bisa berupa fisik, verbal, maupun emosi, seperti melecehkan nama orangtua atau menjegal korban hingga jatuh. Kejadian tersebut jika dilakukan berulang tentu menimbulkan rasa tidak nyaman pada anak.

Baca juga:

Ia menambahkan, anak-anak yang berani menjaga dirinya sendiri dan melawan perundungan lama kelamaan akan menjadi lebih baik. Dalam hal ini, orangtua juga diimbau ikut mengajarkan anak tentang proses damai dan tidak boleh membekali anak dengan sikap melawan dengan pukulan karena hal itu tidak menyelesaikan masalah.

Tjhin mengimbau agar sekolah juga turut menyediakan lingkungan yang mendukung dan membuat anak-anak merasa berada di tempat yang tentram.

Sekolah juga dapat berperan dalam memmbina korban dan pelaku untuk belajar menghargai sesama teman.

"Jadi kita ajari untuk melindungi diri sendiri adalah sikap (untuk) ngomong pada orang yang bisa memfasilitasi, dalam arti, kita maunya prosesnya perdamaian dengan tentunya membina korban dan pelaku. Kepada korban kita harus meningkatkan self esteem (kepercayaan diri) dan defense (perlindungan)-nya, dan kepada pelaku belajar juga untuk menghargai sesama temannya," ucapnya.

 
 
 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by KOMPAS Lifestyle (@kompas.lifestyle)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com