KOMPAS.com - Bullying atau perundungan adalah tindakan menyakiti orang lain secara berulang dengan maksud untuk mengendalikan, mengintimidasi, dan merusak orang lain.
Tindakan ini bisa muncul dalam berbagai bentuk, termasuk siksaan verbal, serangan sosial, agresi fisik, dan ejekan, baik secara langsung maupun melalui media sosial atau internet secara luas.
Semua perilaku bullying dapat menimbulkan konsekuensi yang menyakitkan dan berlangsung lama yang bermanifestasi dalam kerusakan psikologis atau fisik.
Sayangnya, bullying bisa terjadi pada siapa saja. Mulai dari lingkungan pertemanan di sekolah, kantor, hingga keluarga.
Menurut data Pacer National Bullying Prevention Center, sekitar 20 persen siswa melaporkan telah diintimidasi, dengan alasan seperti dipanggil dengan sebutan yang tidak menyenangkan, menjadi bahan rumor atau intimidasi fisik.
Baca juga: Kisah Pilu Siswa SD di Bogor Trauma dan Enggan Masuk Sekolah Usai Jadi Korban Bullying
Di Indonesia, hasil asesmen nasional Kemendikbudristek menemukan ada 24,4 persen siswa atau peserta didik berpotensi mengalami insiden perundungan di satuan pendidikan atau sekolah.
Sementara The Workplace Bullying Institute menemukan, 30 persen pekerja pernah secara langsung menghadapi perundungan di kantor dan 43,2 persen menghadapi perundungan saat bekerja dari jarak jauh.
Alasan orang melakukan bullying
Memahami betapa merusaknya dampak bullying terhadap orang lain, dapat dimengerti jika kita bertanya-tanya mengapa orang tega melakukan tindakan ini.
Dilansir dari laman Very Well Mind, berikut adalah beberapa alasan umum mengapa orang melakukan bullying.
1. Memiliki trauma emosional
Kita mungkin sudah tidak asing lagi dengan ungkapan, "orang yang disakiti akan menyakiti orang lain."
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.