Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 27/03/2024, 09:09 WIB
Via Furgativa Gumilar ,
Wisnubrata

Tim Redaksi

Sumber thebump

KOMPAS.com – Meski tampaknya terlihat lembut dan mulus, tetapi pada kenyataannya banyak bayi yang mengalami pengelupasan kulit saat baru lahir.

Kejadian tersebut normal, jadi para orangtua tidak perlu panik atau berasumsi ada sesuatu yang buruk terjadi pada si kecil.

Dilansir dari The Bump, para ahli memberitahukan cara perawatan dan penyebab pengelupasan kulit yang terjadi pada bayi.

Melihat bercak kering pada kulit bayi memang menghawatirkan, namun hal tersebut adalah hal yang normal.

“Bayi baru lahir sedang menyesuaikan diri dengan lingkungan luar setelah menghabiskan waktu berbulan-bulan di dalam cairan ketuban, dan kulit halus mereka dapat dengan mudah kehilangan kelembapan,” kata Gary Reschak , MD, dokter anak di Northwestern Medicine Regional Medical Group.

Baca juga: Jangan Sepelekan, Ini 7 Cara Merawat Kulit Bayi

Reschak juga menambahkan bahwa pengelupasan kulit bayi tidak akan lama, dan kondisi ini umun terjadi pada bayi berusia 1 bulan.

Pengelupasan kulit pada bayi umumnya terjadi di sekitar kaki, pergelangan kaki dan tangan, namun tidak menutup kemungkinan akan muncul di tempat lain juga.

Liz May, MD, dokter anak di Texas Children’s Pediatrics mengatakan “Kulit mungkin juga terlihat sedikit keriput, dan pengelupasan terlihat di sepanjang garis (kerutan) tersebut,” katanya.

Ada beberapa ciri yang terjadi saat bayi sedang menghadapi pengelupasan kulit, kata Daniel Ganjian , MD, dokter anak di Pusat Kesehatan Providence Saint John di Santa Monica, California, cirinya bisa seperti :

  • Kulit mengelupas
  • Terlihat seperti retak di kulit
  • Bercak kering dan kasar
  • Kemerahan
  • Kulit kering

Pada kasus ini ada beberapa penyebabnya. Faktor utamanya adalah vernix caseosa, zat lilin dan berminyak yang melapisi kulit bayi di dalam rahim dan melindungi, mengisolasi dan melembabkan kulit,

May mengatakan pengelupasan pada kulit bayi mungkin akan dimulai dalam satu atau dua minggu setelah lahir.

“Beberapa di antaranya tetap menempel dan akan terkelupas nanti, namun ada pula yang hilang saat bayi dimandikan,” jelasnya.

Menurut May, bayi yang lahir mendekati atau setelah 40 minggu cenderung lebih cepat mengalami pengelupasan kulit.

Namun di sisi lain, penyebab pengelupasan kulit pada bayi bisa jadi karena terlalu sering dimandikan, terkena sabun dengan kandungan yang keras, atau faktor cuara yang kering.

“Bayi lebih rentan terhadap masalah ini karena kulit mereka lebih sensitif dan baru,” tambah Reschak.

Baca juga: Merawat Kesehatan Kulit Bayi, Begini Caranya

Selain itu, May mengatakan untuk bayi yang lebih tua pengelupasan kulit terjadi karena iritasi kimia, seperti pewangi, pewarna, dan bahan tambahan lainnya dalam perawatan kulit dan produk rumah tangga biasa.

Adapun kondisi medis yang menyebabkan kondisi pengelupasan kulit pada bayi, seperti :

  • Eksim bayi, juga dikenal sebagai dermatitis atopik. Eksim adalah suatu kondisi yang menyebabkan peradangan kulit, kemerahan dan iritasi, menurut National Institute of Arthritis and Musculoskeletal and Skin Diseases (NIAMS).
  • Cradle cap. Cradle cap, juga disebut dermatitis seboroik, dapat menyebabkan kemerahan, bintik kekuningan dengan bercak atau kerak berminyak, dan kulit bersisik, menurut Nemours KidsHealth . Ini paling sering terjadi pada kulit kepala.
  • Dermatitis kontak. Reaksi ini terjadi ketika “sesuatu yang bersentuhan dengan kulit menyebabkan peradangan,” seringkali berupa wewangian, pewarna atau sabun tertentu, kata May.
  • Iktiosis, merupakan kelainan kulit yang menyebabkan kulit kering, gatal, tampak bersisik, kasar, dan merah, menurut NIAMS.

Cara perawatan kulit bayi yang mengelupas

Untuk itu perlu dilakukan perawatan yang benar pada kulit bayi, para ahli menyarankan perawatan sebagai berikut :

  • Usahakan mandi dalam suhu suam-suam kuku dan singkat.
  • Pilih produk yang bebas pewangi dan warna.
  • Tepuk-tepuk bayi hingga kering setelah mandi dan segera oleskan pelembab, disarankan mencari produk yang berlabel salep atau krim.
  • Gunakan deterjen tanpa pewarna atau pewangi.

Namun jika kondisi kulitnya parah atau memburuk, ada tanda-tanda infeksi seperti kemerahan, bengkak atau nanah atau si kecil sepertinya sangat tidak nyaman, segera hubungi dokter untuk penanganan lebih lanjut.

Baca juga: 3 Hal Penting dalam Perawatan Kulit Bayi

 
 
 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by KOMPAS Lifestyle (@kompas.lifestyle)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com