Penulis
KOMPAS.com - Mencatok rambut adalah proses penataan rambut dengan menggunakan alat pemanas untuk menghasilkan berbagai gaya rambut.
Modern ini, catokan adalah alat yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Banyak orang yang mencatok rambutnya hampir setiap hari.
Namun, tahukah kamu apa akibat rambut yang sering dicatok?
Menurut Cibele Rosana Riberiro de Castro Lima, dkk dalam Heat-damaged Evaluation of Virgin Hair (2019), panas dari catokan menyebabkan denaturasi alfa-keratin dan degradasi komponen korteks rambut.
Denaturasi menyebabkan kerusakan pada kutikula dan juga korteks serat rambut.
Baca juga: Catok Rambut dengan Infra Merah Cepat Luruskan Rambut
Hal tersebut mengakibatkan perubahan struktur molekul rambut dan membuat rambut kehilangan elastisitasnya.
Rambut yang kehilangan elastisitasnya akan mudah rusak dan tidak dapat dikembalikan ke keadaan semulanya.
Tidak hanya tersusun dari protein, rambut juga tersusun dari minyak dan air. Terlalu sering mencatok rambut akan menyebabkan rambut menjadi kering.
Menurut M. F. Bories, dkk dalam Effects of Heat Treatment on Hair Structure (1984), suhu di atas 140 derajat celcius mendorong deformasi rambut yang irreversibel dan hilangnya air secara bebas secara progresif.
Di mana pemanasan rambut di atas suhu tersebut merusak kutikula, membuat air hilang dari rambut.
Hal tersebut membuat rambut menjadi kering dan kurang sensitif terhadap kelembapan.
Tidak hanya membuat kering, kutikula rusak juga membuat rambut kasar, patah-patah, bercabang, dan mudah rontok.
Baca juga: Tak Perlu Catok, Keriting Rambut Bisa Pakai Legging
Rambut memiliki lapisan minyak alami yang disekresikan oleh kelenjar sebaceous dan disebut sebagai sebum.
Sebum berfungsi untuk menjaga kelembapan rambut, memberikan efek antioksidan, dan melindungi dari mikroba berbahaya.
Panas dari catokan merusak sebum, sehingga membuat rambut cepat rusak, kering, dan kusam.
Akibat rambut sering dicatok lainnya adalah memudarnya warna rambut.
Dilansir dari Dyson, panas menyebabkan pigemen rambut (baik yang alami maupun diwarnai) teroksidasi. Sehingga, menyebabkan warna rambut pudar, kusam, dan kehilangan kilau alaminya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarangLihat postingan ini di Instagram