Uraikan lika-liku Anda mengasuh anak jadi lebih simpel
Kenali soal gaya asuh lebih apik lewat konsultasi Kompas.com
KOMPAS.com - Bukan hanya orang dewasa yang bisa mengalami gangguan kesehatan mental, anak-anak pun bisa mengalaminya.
Anak rentan mengalami gangguan kesehatan mental, karena masa tekanan sosial dan ekpektasi lingkungan. Orangtua dapat turut mengambil peran dalam menjaga kesehatan anak.
Menurut Aktivis kesehatan mental Renggi Ardiyansyah, peran orangtua dalam menjaga kesehatan mental adalah menjadi mentor atau role model yang bisa memberikan bimbingan.
"Yang bisa dilakukan sebagai orangtua yang pertama adalah memahami bahwa emosi itu sangat amat normal dan wajar," ujar Renggi dalam acara Kompas Editor's Talks: Apakah Masyarakat Indonesia Sudah Cukup Sehat Mental belum lama ini.
Orangtua dapat membantu anak memahami emosi yang dirasakannya dan bagaimana cara meregulasi emosi tersebut.
Baca juga: Menurut Survei, Gen Z Paling Banyak Mengalami Gangguan Mental
Peran orangtua dalam menjaga kesehatan mental anak selanjutnya adalah memberikan dukungan emosional tanpa menghakimi.
"Banyak orangtua yang menghakimi ketika anaknya tidak sesuai dengan yang diharapkan," ujar Renggi.
Ketika anak menceritakan tentang apa yang dirasakannya dan orangtua merasa itu tidak sesuai dengan ekspektasinya, respons orangtua biasanya adalah marah.
Tidak hanya marah, orangtua juga kerap membanding-bandingkan anaknya dengan anak orang lain yang lebih sesuai dengan ekspektasinya.
"Sehingga anak takut menceritakan apa yang dirasakan ke orangtua," ungkap Renggi.
Anak memilih untuk memendam perasaannya tanpa tahu cara mengelola emosinya, sehingga anak cenderung mengalami gangguan kesehatan mental.
Baca juga: Ketahui, Ini Pentingnya Tidak Memendam Emosi Berlarut-Larut
Dalam menjaga kesehatan mental anak, orangtua juga biisa menyediakan ruang untuk diskusi dan mendengarkan anak secara aktif.
"Memberikan ruang aman, sehingga anak bisa mengomunikasikan apa yang dirasakan kepada orangtua dan merasa didengar tanpa dihakimi," ujar Renggi.
Sebagai gantinya, orangtua bisa menanyakan apa yang dirasakan anaknya, alasan di balik perasaan tersebut, dan apa yang bisa membuat anak merasa tenang.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarangLihat postingan ini di Instagram
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya