KOMPAS.com - Mencari pasangan di era digital kini dapat dilakukan hanya dengan beberapa ketukan jari, berkat adanya aplikasi kencan atau dating apps.
Menurut psikolog Agata Paskarista, kemudahan ini memungkinkan banyak orang untuk mengenal calon pasangan dengan cara yang lebih santai dan fleksibel.
“Sekarang kita sudah memasuki masa di mana orang-orang memakai handphone sehingga menggunakan dating apps memudahkan kita untuk mencari pasangan kapan saja dan di mana saja,” ujarnya kepada Kompas.com pada Senin (16/12/2024).
Baca juga: 9 Tips Sukses Dapat Pasangan di Dating Apps ala Gen Z
Agata mengatakan, orang yang pemalu atau kurang percaya diri dalam berinteraksi secara tatap muka dapat merasa lebih nyaman memulai percakapan di platform digital seperti ini.
Namun faktanya, terlalu bergantung pada aplikasi kencan untuk interaksi sosial dan membangun relasi dapat menimbulkan dampak yang merugikan.
Menurut dia, kita bisa mengalami kesulitan dalam membangun koneksi nyata ketika sudah terbiasa menggunakan aplikasi kencan.
“Pengguna yang sudah terlalu terbiasa berinteraksi di dating apps akan merasa kurang otentik ketika mencari hubungan di kehidupan realistik,” ujarnya.
Hubungan ini memerlukan kedekatan mendalam, yang sering kali hanya bisa dibangun melalui interaksi secara langsung dan komunikasi yang lebih terbuka.
Oleh sebab itu, dengan bergantung pada aplikasi kencan sebagai sumber interaksi sosial, menurut Agatha, sulit untuk menemukan seluruh dimensi emosional yang diperlukan dalam hubungan otentik.
Keberhasilan sebuah hubungan bukan hanya soal kecocokan awal, seperti penampilan fisik atau kesamaan minat, melainkan juga tentang bagaimana dua orang bisa berkembang bersama melalui pengalaman langsung yang lebih nyata.
“Walaupun dating apps mempermudah kita dalam mencari orang baru, sebaiknya kita tidak melupakan bahwa kita juga hidup di dunia nyata dan bukan hanya digital,” tegasnya.
Baca juga: Pahami 5 Tanda Kecanduan Aplikasi Kencan, Termasuk Perasaan Hampa
Penting untuk membatasi penggunaan aplikasi kencan, dibarengi dengan melakukan bernbagai aktivitas fisik, agar tidak bergantung pada aplikasi kencan.
“Misalnya, olahraga, bertemu teman-teman, dan membangun hubungan sosial di dunia nyata, bisa dengan ikut suatu komunitas,” lanjut Agata.
Hubungan yang terjalin di kehidupan nyata akan terasa jauh berbeda dibandingkan dengan hubungan online.
“Hal ini karena kedua pihak bertemu secara langsung, saling melihat bahasa tubuh, dan merasakan koneksi yang lebih nyata,” jelasnya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang